Cinta
Dua Raga
Prakata
Terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada orang yang menginspirasi semua cerita ini.
Cerita fiksi ini berawal dari ide cemerlang orang yang hebat, jika tak ada
dirinya aku mungkin tak bisa untuk menulis cerita ini semua. Semua cerita ini
aku kembalikan kepadamu untuk dirimu yang menginspirasiku. Terima kasih Anna,
aku menulis ini di waktu hujan gerimis di iringi suara drum band keras yang
datang dari kantor bupati. Serta suara ikan melompat yang menemaniku sore ini.
Terima kasih untuk semuanya. Aku tak bisa berkata apa lagi untuk ide cemerlang
ini. I love you.
Prolog
Ketika
hujan gerimis waktu itu, mereka bernaung di payung yang sama dan berjalan
melintasi jalan yang basah itu. Cinta, kasih, dan kebahagiaan menyatukan
mereka. Mereka seperti sepasang sendal jepit merek swallow yang banyak
dipasaran tetapi sedikit yang memakai. Mereka memiliki cinta yang kuat dan hati
yang selalu berdekatan. Kebahagiaan itu selalu menyelimuti mereka seolah
menutupi rasa sedih itu. Betapa kuat hubungan mereka, kekuatan cinta telah
menutupi perbedaan di antara mereka. Mereka berdua sulit tuk terpisahkan, meski
akhirnya harus terpisah oleh alam yang berbeda. Cinta kasih mereka mungkin
sudah menjadi banyak pelajaran untuk setiap orang.
Ketika
hujan semakin deras, seakan membenci mereka bersama. Suara ledakan petir
menyambar dan hujan berguruh seakan membuat mereka tidak bisa terpisah oleh
hujan deras yang menderu kencang. Mereka berdua telah sangat lama menjalin
hubungan kasih itu dan banyak hal yang mereka lakukan bersama. Mereka memulai
hubungan sejak masih duduk di bangku sma dan sampai sekarang. Mungkin takkan
ada yang bisa memisahkan mereka untuk saat ini. Singkat cerita, mereka hanya
akan berpisah sampai ajal datang menjemput salah satu dari mereka.
Kejujuran
dan kepercayaan adalah rahasia yang terbesar dalam hidup mereka, namun ada
saatnya ketika seseorang berbohong demi orang yang disayangi. Sebelum ajal
menjemput, sebelum bumi terbelah, dan sebelum matahari binasa cinta yang suci,
cinta yang abadi selalu bersemi untuk hati yang murni.
Aku mengenalnya
Seorang
pria tampan dengan tinggi badan yang semampai dan bentuk tubuh yang terlihat
six pack. Membuat pria ini yang ramah disapa Romy ini menjadi sorotan mata
wanita dan idola sekolah. Dia ramah, murah senyum dan baik hati. Dia memiliki
kulit putih selayaknya orang Asia, dan memiliki alis yang tebal hitam dan sorot
mata yang tampak ramah. Dia memiliki bola mata berwarna cokelat muda dan bulu
mata yang tebal. Dia sering bermain basket dan mengikuti kejuaraan di sekolah.
Selain fisiknya yang tampak keren, dia juga anak dari keluarga yang mendukung
atau singkat kata kaya. Ketika pergi kesekolah saja dia menaiki mobil Camry
hitam mengkilap dan tentu saja ini menambah daya tarik konsumen wanita
tentunya.
Di sma yang sama dengan Romy, ada
juga seorang wanita bernama Jissy. Jissy adalah anak perempuan yang cantik dan
pendiam, Jissy memiliki kakak permpuan yang bernama Rina. Rina Gracelle Skiety.
Rina adalah siswa yang termasuk pandai dan pendiam. Dia lebih menghabiskan
waktu istirahatnya di bangku taman dengan membaca buku. Dia bisa di sebut kutu
buku, tapi dia juga tidak jarang mengenakan earphone
dan duduk sendiri di taman. Dia memiliki bentuk tubuh yang indah dan mata yang
cantik dengan bulu mata lentik dan alis yang tipis menghiasi wajahnya. Dia juga
memiliki kulit yang putih dan halus, serta rambut lurus terurai ke belakang dan
poni yang menutupi seperempat wajahnya. Rambut hitamnya berkilau ketika dia
lewat dibawah teriknya matahari. Dia gadis cantik, juga memiliki bibir manis
yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. Ketika dia tersenyum, bibir
manisnya menipis dan terlihat ginsul yang cantik itu manambah indah senyumnya.
Selain ginsul yang imut, dia juga memiliki lesung pipit di pipinya sebelah
kanan. Lesung pipit itu membuat tampak manis.
Tak salah lagi, Rina juga incaran
para kakak kelas dan adik kelas lelaki. Dia pandai, murah senyum, cantik, dan
baik hati. Dia juga memiliki banyak bakat yang menonjol. Dia bisa bermain tenis
lapangan dan dia juga memiliki suara indah nan merdu. Dia duduk di meja sma
kelas XI (bangku sudah terlalu mainstream).
Gayanya yang lembut dan senyumnya yang manis berubah total ketika dia sedang
bermain tenis. Dia menjadi wanita yang lebih sporty dan terkesan tomboy saat
bermain tenis. Tapi ketika ia tampil bernyanyi di depan banyak orang, dia
menjadi lebih cantik dan lebih trendi. Dia juga menjadi tampak seperti feminim girl saat sedang makan di
kantin.
Ketika saat itu hari yang gelap
meliputi langit di kota itu kira-kira pukul setengah dua siang dan mulai terasa
tetesan air yang mengenai tubuh saat itu. Di waktu itu, Romy sedang berusaha
untuk pergi ke parkiran yang cukup jauh dari gedung sekolah. Tetapi langit
semakin gelap dan sudah mulai terdengar suara rintik hujan yang membanting atap
gedung di tempat Romy berdiri. Semakin lama semakin gelap dan akhirnya hujan
deras mengguyur tempat itu, dan Romy terpaksa terdiam menunggu. Hujan lebat itu
memberikan kebaikkan bagi Romy. Dia sedikit basah karena angin kencang yang membawa
air hujan mengenai Romy. Tak lama kemudian datanglah Erick yaitu teman sekelas
Romy. Dia berniat ingin berteduh juga dan memiliki tujuan yang sama. Pergi
keparkiran.
Romy menegur Erick dan terjadilah
percakapan kecil.
“eh, lu ngapain disini?” tanya Romy.
“ya berteduh dong, ngapain lagi.” Jawab Erick sewot.
“lu punya payung gak?”
“kalo gue punya payung, udah gue pake dari tadi.” Jawab
Erick sambil nyengir.
“sapa tau punya.”
Hujan
tampak semakin deras dan disertai petir dan guntur. Akhirnya Erick memutuskan
untuk membasahkan dirinya dengan berlari keparkiran. Erick membuka sepatu, lalu
berlari kencang menerpa angin dan hujan serta menghindari petir. Romy hanya
menggelengkan kepala, dan menunggu hujan reda. Ketika dia melihat jam, sudah
menunjukan pukul dua lewat enam menit. Dia duduk sambil bersilang tangan
menahan sejuknya hari itu. Tak lama kemudian, Rina datang dengan membawa
setumpuk buku pelajaran dan novel berteduh di tempat yang sama. Kemudian
Rina duduk di samping Romy dan dia
melihat kearah Romy. Kemudian dia menyapa Romy.
“hay, kamu Romy ya?” tanya Rina
“iya, kamu pasti Rina. Kok kamu tau aku sih?”
“ya tau lah, kamukan sering maen basket di sini.” Jawab
Rina.
“oke deh.” Jawabku sambil tersenyum.
“kamu kok bisa kenal aku sih?” tanya Rina heran.
“kamu kan sering nyanyi di acara sekolah sama main tenis
tiap sore.”
“oh, gitu ya. Kamu nungguin siapa?” tanya Rina.
“gak ada kok. ni ujan lebat banget, aku mau keparkiran
ngambil mobil. Tapi ujannya makin lebat nih.”
“iya, aku mau keluar juga susah. Yang ada malah basah kuyup
nyampe rumah.” Rina menjawab dengan senyuman.
“mudah mudahan bentar lagi reda. Kamu pulang pake apa?”
“naik taxi aja deh kayaknya.” Rina menjawab sambil
tersenyum.
“bareng aku mau?” tanya Romy menawarkan diri.
“gak usah deh, aku naik taxi aja” jawab Rina menjual mahal
supaya terlihaat elit.
“gak papa, aku sendiri kok. Rumah kamu dimana?”
“aku bisa sendiri kok. Di jalan S.parman komplek cempaka
perak.” Jawab Rina sambil menatap Romy.
“ya udah, aku anter. Gak baik loh menolak penawaran sampe
dua kali.” Jawab Romy tersenyum.
Setelah
bercakap-cakap cukup lama karena hujan, akhirnya hujan sudah cukup reda dengan
gerimis sedikit. Romy berjalan di sampingnya sambil menudungkan jaket denimnya
ke atas kepalanya. Angin berhembus dan mereka berlari kecil, akhirnya sampai di
tempat parkiran mobil Romy. Romy membukakan Rina pintu dan menutupnya. Mereka
pergi menuju rumah Rina yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Romy menatap mata
Rina, dan berbicara sedikit. Romy mendapatkan nomor hanphone dan Pin BBMnya.
Mereka terlihat seperti pasangan ketika bersama. Wajah cantik dan manis Rina
berpasangan dengan wajah tampan Romy terlihat sangat serasi. Mereka saling
mengenal dan sampai di rumah Rina. Rina mengajak Romy masuk, tetapi Romy
menolak dengan sopan.
Mereka
sering menegur satu sama lain layaknya teman. Mereka juga sering nge-date di malam jum’at. Karena semakin
lama semakin akrab, mungkin ini saatnya untuk Romy mengenal Rina lebih sensual
atau lebih dalam. Romy sering chat dan sms sampai menelpon Rina. Terutama saat
Romy memiliki tugas sekolah yang kesulitan ia kerjakan.
Masa Indah
Tanggal
14 Februari, tepat hari Valentine. Romy menghabiskan waktu Valentine nya bersma
dengan Rina. Mereka sudah cukup lama saling mengenal, dan kira kira sudah dua
bulan sejak peristiwa hujan itu. Pagi hari saat di sekolah, Romy menghabiskan
waktu dengan Rina. Sampai pulang sekolah, sampai mengerjakan tugas yang belum
selesai. Ketika malamnya, Romy mengajak Rina untuk kencan di sebuah restoran
yang cukup romantis. Malam ini, tidak seperti biasanya. Romy tidak membawa
mobil Camry nya. Tetapi Romy membawa sebuah vespa berwarna pink biru muda yang
super imut. Romy menjemput Rina dirumahnya, dan Rina terkejut melihat itu.
Tetapi Rina senang, pergi dengan orang spesial dan kendaraan yang spesial pula.
Mereka pergi, ketika di perjalanan Rina memeluk Romy dengan erat. Lalu Romy
berkata sambil mengejek Rina.
“eh Rina, peluknya jangan terlalu kenceng. Aku sesak napas
nih.” Sambil sedikit berteriak karena suaranya tidak terlalu jelas karena
tekanan angin.
“oh, gitu ya. Maaf ya.” Sambil mengendorkan pelukan
“iya, gak papa.”
“kita mau kemana nih?” tanya Rina.
“udah, kamu ikut aja. Nanti kamu tau kok.” Jawab Romy sambil
tersenyum.
Setelah
sampai di tempat tujuan, Romy menutup mata Rina sampai masuk ke Restoran
tersebut. Tercium aroma lezat cokelat yang membuat penasaran dan terasa sangat
nikmat. Karena tema waktu itu adalah Valentine
Choccolate. Jadi restoran itu pun mengubah dekorasi ruangannya dengan
bernuansa pink, putih, dan cokelat. Kemudian Romy membuka mata Rina, dan betapa
terkejutnya ia. Dia tidak pernah ketempat seperti itu sebelumnya. Rina terlihat
senang dan mereka langsung mencari tempat duduk yang pas. Terlihat banyak
pasangan remaja dan dewasa ketempat itu. Mereka memesan dua cangkir hot
choccolate dan pisang cokelat dengan krim kacang. Mereka duduk sambil berbicara
tentang keluarga, sekolah, masa depan, dekorasi restoran dan gaji tukang cuci
piring di restoran itu.
Pesanan
mereka datang dan mereka meminum hot choccolate dan memakan pisang cokelat itu.
Tetapi Romy sengaja memakan habis tanpa menyisakan sedikitpun untuk Rina, Romy
hanya ingin mengerjai Rina. Kemudian Romy memesan satu lagi dan mengambil
sesuatu di meja penitipan barang. Karena Romy sudah pergi sebelumnya untuk
menitipkan sekotak cokelat dengan pita biru di sudut kotak itu. Kemudian Romy
mengeluarkan kotak itu dan memberikan kado itu kepada Rina. Rina menerima dan
membuka kotak itu. Dan sebatang cokelat belgia dengan almond ditabur di atasnya
serta lengkap dengan tulisan ‘happy valentine day and would you be my
girlfriend miss Rina Gracella skiety?”
“hah? Ya ampun.” Rina melihat cokelat itu dan sekaligus
terkejut.
“wuld you be my girlfriend?” Romy bertanya dengan tatapan
yang memukau.
“hmm, i think, i can’t.” Jawab Rina sambil berlinang air
mata.
“hmm? You can’t?” Romy bertanya lagi.
“yes, i can’t. I can’t leave you and i can’t say no.” Jawab
Rina sambil tersenyum.
“really? And i think so. I promise, i will make you be happy
dear.” Romy tersenyum sambil menggenggam tangannya.
Ketika
hening sesaat, mereka saling menatap dan terucap kata yang mungkin hampir semua
orang pernah menyebutkannya. Tak lama kemudian datanglah pesanan yang mereka
pesan. Kemudian diatas cup cake
choccolate yang Romy pesan terdapat amplop kecil bertuliskan ‘kebahagiaan,
kegembiraan dan kesenangan akan datang jika kau mencintai, percaya, tulus dan
semuanya menjadi baik dan hanya satu kata yang tepat yaitu Setia. Happy
valentine day. Renaldi.’
Tulisan itu adalah kiriman dari
sahabat dekat Romy yang tidak tahu berada dimana. Kemudian Romy bertanya kepada
pelayan dan pelayan hanya bisa mengantarkan. Tak pernah bertemu sekian lama,
setelah smp yang berbeda. Renaldi pindah ke Australia sejak dia lulus sd. Dulu
Romy dan Renaldi merupakan sahabat dekat dan mereka sering bermain bersama
sewaktu sd. Setelah Renaldi pergi ke luar negri, Romy seperti kehilangan teman
satu-satunya yang mati di tabrak elang. Renaldi dan Romy dulunya merupakan
tetangga berseberangan jalan. Romy sering bermain di Rumah Renaldi dan
sebaliknya.
Setelah lama mengobrol, Rina
menyakan pengirim kata mutiara itu. Tetapi Romy hanya menjawab kalau itu hanya
kiriman penghormatan dari restoran di hari Valentine ini. Sebab sebenarnya, nama
Renaldi ini merupakan nama tengah yang jarang orang memanggil dengan nama itu.
Namanya adalah Aristo Renaldi Petra. Kebanyakan orang memanggilnya dengan
sebutan Petra, terkecuali Romy. Jadi Romy tidak memberitahukan tentang orang
ini.
Setelah itu kira-kira jam sepuluh
malam, Romy mengantar Rina pulang. Sangat bertepatan dengan malam minggu.
ketika mengantar Rini, Romy masuk kerumah Rina dan bertemu orang tuanya. Orang
tua Rina adalah orang yang sangat ramah dengan tamu. Mereka menyambut Romy
dengan sangat hangat. Mereka berbicara tentang keluarga mereka, padahal itu
adalah hari pertama mereka pacaran.
Waktu Yang Berlalu
Tanpa
kian terasa, setelah melalui masa indah, baik dan buruk. Senang dan sedih.
Sekarang hubungan mereka tak terasa sudah hampir menginjak tahun keempat.
Mereka kuliah di universitas berbeda yang tak jauh dari sekolah sma mereka.
Waktu terus melaju dan semakin lama, hubungan mereka semakin kuat. Hubungan
yang mereka jalin selama ini terus membuahkan pengalaman dan kenangan indah.
Saat bersama, mereka seperti sepasang sendal jepit. Mereka berdua kemanapun
mereka pergi. Mereka selau dekat dengan keluarga mereka, dan seperti lebih dari
sebatas pacar. Hubungan ini kian hangat dan terus tumbuh dihati mereka.
Waktu itu hujan gerimis, Romy
menjemput Rina di kampusnya. Karena mobil tidak bisa masuk kedalam, terpaksa
mobil di parkir di luar. Romy masuk ke halaman kampus dan membawa payung
berwarna merah untuk menjemput Rina. Hujan yang tidak terlalu lebat tapi
membasahkan. Romy pergi dan menjemput Rina. Mereka berdua berjalan dengan satu
payung dan melintasi jalan yang sudah basah terkena guyuran hujan. Mereka
melangkah dan sambil memeluk Rina, Romy terus melangkah sampai di mobil dengan
baju sedikit basah karena terpaan angin berpadu air ke seluruh tubuh. Ketika
sudah hampir sampai ke mobil kemudian Romy melepaskan payung yang ia pegang dan
membiarkan hujan gerimis membasahi mereka. Lalu Romy berkata kepada Rina.
“Rina, kamu tau kenapa aku buang payungnya?”
“kenapa kamu buang payungnya, nanti kita basah.” Jawab Rina
sambil terkejut.
“aku mau buktiin, kalau aku mau bersama kamu tidak disaat
senang. Aku mau sama kamu tidak disaat nyaman, aku ingin melewati masa indah
dan masa buruk sekalipun. Aku biarkan hujan membasahi diriku, aku biarkan angin
meniup ragaku. Aku ingin semua ini bisa jadi pengalaman paling gila yang pernah
ada.”
“...” Rina terdiam sambil terheran-heran.
Kemudian, Romy memeluk Rina dan
berkata “tenang, aku akan menjaga kamu. Walau pun tak bisa selamanya.” Kemudian
Romy menatap Rina dan mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir lembut itu.
Mereka berciuman di tengah hujan dan payung yang tergeletak seolah menambah
kesan romantis saat itu. Angin berhembus menerbangkan rambut indah Rina dan air
hujan yang jatuh dan membasahi mereka berdua. Kemudian mereka pergi dan pulang.
Lama setelah kejadian hari itu,
mereka pergi dinner di akhir pekan dan itu dinner yang tidak biasa. Mereka
dinner tidak seperti biasanya yang pergi kerestoran atau apa, tetapi kali ini
mereka pergi dinner di rumah Romy dan makan bersama dirumah Romy dan bertemu
keluarga Romy pastinya. Romy memperkenalkan kepada keluarganya, Romy memiliki
dua orang adik. Adik pertama cowok, dan adik kedua cewek. Adik yang cowok
bernama Nico dan yang cewek bernama Gicela. Nico berumur empat belas tahun dan
memiliki pacar, tetapi Nico tak pernah mengaku kepada Romy. Dan Gicela berumur
dua belas tahun yang sedang sensi dan emosi tingkat tinggi. Rina terlihat
bahagia membaur dengan keluarga Romy yang cukup baik dan dua adiknya yang
ganteng dan cantik.
Hari istimewa bagi Romy, karena
hari ini dia akan wisuda sarjananya dan lulus. Ketika acara dan lain
sebagainya, akhirnya tibalah saat yang di tunggu-tunggu. Rina sangat bahagia
menyaksikan kekasihnya wisuda sarjana dan menyelesaikan kuliahnya dengan nilai
yang baik. Mereka berpelukan dan seperti biasa, mereka merayakan wisuda Romy
dengan pergi ke sebuah restoran yang paling bergengsi di kota itu. Tentu dengan
harga yang bergengsi pula. Mereka pergi berdua ketika malam harinya. Dengan
mobil yang berbeda dari biasanya. kali ini Romy memakai mobil barunya yang baru
saja ia dapat dari ayahnya sebagai hadiah kelulusan. Mereka mengendarai mobil
Lamborghini putih berlis biru yang terlihat sangat mewah pastinya. Mereka pergi
dengan lamborghini yang hanya bisa di naiki oleh dua orang saja, mungkin itu
sedikit berlebihan. Mereka terlihat serasi pada malam itu. Romy mengenakan
setelan jas dan celana putih dengan bunga di saku kiri jasnya, dan mengenakan
dasi kupu-kupu berwarna biru. Karena Romy sangat menyukai warna biru, jasnya
pun berliskan biru pada bagian pinggir jasnya. Sedangkan Rina memakai dress
biru menjuntai dengan hak yang tinggi, terlihat sangat anggun, cantik, dan
memesona. Dengan membawa tas tangan berwarna putih. Rambutnya terurai
bergelombang dan hitam berkilau, berjalan bergandengan dan hampir semua mata
orang yang ada disitu terpana melihat mereka. Bagaimana mungkin tidak, mereka
mengendarai mobil yang hebat dan pasangan yang terlihat serasi dengan seragam
yang serasi. Pasangan muda, cantik dan tampan, dan mengendarai mobil yang
mewah, masuk ke sebuah restoran yang mewah pula. Mereka berhasil mengambil
perhatian setiap orang dengan pesonanya.
Setelah lama mereka menjalani
hubungan, sekali mereka bertengkar karena suatu masalah. Rina sangat marah waktu
itu dan tidak mau bertemu Romy lagi. Romy mencoba meminta maaf tapi Rina tidak
mau memaafkan. Masalahnya di mulai ketika hari itu Romy meminjam sebuah novel
dan Romy menghilangkannya. Novel tersebut merupakan novel kesayangannya, karena
ada tanda tangan penulisnya. Jadi Rina marah dan tak mau bertemu dengan Romy.
Ketika Rina sedang marah, Rina di dalam hatinya ingin memaafkan Romy. Tapi dia
tidak melakukannya karena dia ingin melihat perjuangan Romy untuknya. Setelah
seminggu Rina marah karena novel tersebut, tiba-tiba Romy datang dan berhenti
di depan rumahnya. Waktu itu hujan deras sehari penuh, dari pagi sampai sore.
Ternyata Romy berjalan kaki dari rumahnya kerumah Rina yang berjarak kurang
lebih enam Km. Dia berjalan kaki dan tiba dirumah Rina dengan basah kuyup di
sekujur tubuhnya. Kemudian dia berdiri di depan jendela kamar Rina yang di
atas. Rina melihat ke bawah dan melihat Romy disana. Kemudian, Rina ke balkon
di depan jendela kamarnya.
“Rina.. maafin aku ya, udah hilangin novel kamu. Aku janji bakal
aku ganti.” Teriak Romy dari bawah.
“kamu ngapain hujan-hujan gini? Nanti kamu sakit”
“gak papa, yang penting kamu maafin aku.”
“tapi jangan siksa diri kamu sendiri dong.” Kata Rina.
“kamu maafin aku gak?”
“tapi kamu janjikan gak bakalan ngulangin itu lagi?”
“iya, aku janji.” Jawab Romy lantang.
“kalau gitu aku maafin. Tapi kamu jangan ujanan. Nanti sakit”
Kemudian Rina turun, membuka pintu dan menghampiri Romy
sambil berlari kecil. Dia melihat Romy, mata Romy yang begitu berwibawa. Dan
dia memegang tangan Romy yang sudah sangat dingin. Dia memeluknya dan mencium
Romy, kemudian Rina melepaskan ciumannya dan merasakan ada yang aneh dengan
Romy. Romy pucat seolah tak memiliki darah sedikit pun. Tak lama kemudian, Romy
jatuh ke tanah dan Rina tak mampu menahan tubuhnya yang cukup berat. Romy
terbarih di tanah, dan Rina berusaha meminta toloh pak Batot tukang kebun Rina.
Pak Batot mengangkat Romy kedalam rumah dan Rina mengompresnya dengan air
hangat.
Tampak
pucat, wajah yang begitu tampan menjadi seperti mayat yang di bekukan. Entah
karena apa, pria yang tampan itu seperti terbangun dan menggeracau tak jelas.
Kata yang di ucapkannya dengan terpatah-patah adalah “maaf’in aku Rina.” Kata
itu terus mengulang sehingga menjadi hening ketika ia kembali tidur. Rina
senantiasa menemani, Romy waktu itu. Di tengah hujan deras, airmata Rina kian
mengalir. Di hari yang sama, Erick. Teman sekelas Romy mengalami kecelakaan dan
harus dirawat di rumah sakit. Dia mengalami patah tulang rusuk dan luka di
wajah, kaki, dan lengan. Sedangkan Romy terbaring lemas di rumah Rina.
Keesokkan harinya, pagi pukul
sepuluh. Romy di bawa kerumah sakit. Panas tubuhnya kian lama semakin memanas,
dan lebih parah dia tidak sadarkan diri. Dia terus mengigau dengan kata yang
sama. ‘’Rina maaf’in aku.” Kata ini terus iya ucapkan, dan Rina hanya menjawab
dengan lembut dan penuh kesedihan “iya Romy, aku udah maaf’in kamu.” Romy di
bawa ke RS dan dirawat. Saat ini dia dirawat dan orangutanya slalu ada di sana.
Terlebih lagi, Rina yang selalu menjaganya dengan rasa bersalah karena telah
membuatnya begini. Namun harus bagaimana lagi, Romy telah terlanjur sakit.
Berhari-hari Rina di rumah sakit,
sekali-kali pulang kerumah untuk mengambil pakaian dan keperluan pribadi.
Itupun ketika orangtua Romy ada di sana, karena orang tua Romy adalah orang
yang sangat sibuk dengan urusan pekerjaan. Hanya ibunda Romy yang sering
menjenguk dan menemani bersama dengan Rina. Sisi baiknya, ketika ibunda Romy
menemaninya bersama Rina. Mereka jadi lebih dekat dan lebih kenal dari pada
yang hanya sekali-kali bertemu. Sudah empat hari Romy dirawat dan, hari itu
Romy sadar. Romy memanggil Rina, dan Rina sangat bahagia saat itu. Rina
memeluknya yang sedang terbaring dalam kehampaan. Dia mengecupnya dan sangat
bahagia dari sebelumnya.
“Rina...” Romy memanggil dengan sangat pelan.
“Romy, iya aku disini. Kamu udah sadar?” Rina senang dan
terkejut mendengar itu.
“maaf’in aku ya..” Romy masih meminta maaf walau ia sedang
menderita kesakitan.
“iya gak papa. Aku udah maaf’in kamu kok.” Jawab Rina
tersenyum
“aku sayang kamu, Rina.” Kata Romy sambil tersenyum dan
menatap sayu.
“aku juga sayang kamu, Romy.”
“kita jalan yuk malam ini.” Romy mengajak dengan ngawur.
“kamu gila ya? Kamu tuh lagi sakit. Gak mungkin dong.” Jawab
Rina sambil mengelus kepala Romy.
“iya deh, tapi kalau aku sembuh aku mau makan iga penyet
ya.” Jawabnya tersenyum dalam kelemahan.
“iya, makanya cepat sembuh ya sayang.” Kemudian Rina
mengecup kening Romy lalu mengeluarkan handphone dan menelpon mamanya Romy.
Untuk mengabarkan bahwa Romy sudah sadarkan diri. Tidak lama kemudian, kedua
orang tuanya datang dan sangat bahagia.
Setelah enam hari di rawat
dirumah sakit, akhirnya Romy bisa pulang dengan senyuman lagi. Dia sangat
senang bisa kembali tidur di kamarnya yang luas. Dia bisa makan iga penyet
lagi. Semuanya bahagia ketika Romy dinyatakan sembuh total oleh dokter. Kasih
yang menyembuhkan, mungkin juga karena Rina yang selalu menemaninya. Ketika
sesudah pulang kerumah, ia menjadi sedikit berubah dari biasanya. Dia menjadi lebih
suka menggambar, photography, dan seni. Entah apa yang membuatnya berubah,
tetapi dia juka senang menulis syair setelah iya mengalami sakit waktu itu.
Mungkin karena memang ada yang merasuki dirinya dan mengubahnya.
Setelah berhari-hari menjalankan
kehidupan biasanya, Romy menjadi agak pendiam dan jauh tertutup dari yang dulu.
Romy yang slalu terbuka akan hal rahasianya, sekarang menjadi penyimpan dan
misterius. Rina pun menyadari perubahan itu, dan tidak memperdulikannya. Namun
semakin lama, semakin terasa dan Rina pun mengungkapkannya. Tetapi tanggapan
Romy hanya sekedar menerima saja tanpa balasan berarti. Rina menjadi sedih dan
tidak enak akan hal itu, dan memberitahukan kepada orang tuanya tentang
perubahan pada diri Romy.
Terus berlalu dan berjalan,
semakin jauh, semakin dalam dan semakin banyak hal yang tak terduga datang
menghampiri. Yang membuat semua orang berubah mungkin kondisi dan waktu. Kita
terikat oleh waktu dan kita terkadang dikuasai oleh waktu. Namun ada baiknya
ketika waktu itu berhenti sesaat untuk menghambat terjadinya hal yang belum
kita inginkan. Terpisah odari orang yang kita cintai, mungkin menjadi neraka
untuk setiap orang. Tapi bagaimana jika terpisah tanpa ada perpisahan. Itulah
hidup dan jalanilah sesuai kenyataan, kebahagiaan akan datang jika itu
berkenan.
Terpisah Tanpa perpisahan
Tetesan air mata kian mengalir
membasahi pipinya. Mengalir dari mata dan jatuh dari dagunya yang manis itu.
Ketika kehilangan seseorang tanpa mengetahui alasan yang jelas, mungkin lebih
sakit daripada di cambuk dengan rantai besi sekalipun. Semua kenangan indah,
masa bahagia, cinta, dan semua yang pernah dilakukan bersama melekat di hati.
Bukan dipikiran tetapi dihati. Ditinggalkan oleh orang yang kita sayang membuat
kita merasa sendiri, pilu, sedih, sunyi, sepi dan merasa kehilangan separuh
jiwamu. Rasa itu yang diderita oleh Rina, kekasihnya Romy.
Hari itu tanggal 22 September,
Rina pergi untuk kuliah. Pagi itu, entah kenapa kekasihnya tidak ada
menjemputnya dan mengantarnya. Biasanya setiap pagi, mobil camry hitamnya sudah
ada di depan rumah Rina. Setiap pagi, mobil hitam yang selalu mengkilap itu
selalu ada. Tetapi hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Rina mencoba
menelpon Romy, tetapi tidak diangkat. Akhirnya Rina pergi sendiri dengan mobil
Jazz miliknya. Sudah lama sekali mobil kecil berwarna putih itu tidak pernah ia
pakai. Akhirnya Rina pergi ke kampus sendiri hari itu. Sesampai di kampus,
seperti yang dilakukan mahasiswa pada umumnya. Karena hari ini adalah hari yang
sangat penting bagi Rina, karena hari itu adalah hari yang ditunggu setiap
mahasiswa. Wisuda itu berlangsung baik tanpa halangan. Tetapi sedikit canggung,
karena kekasihnya tidak ada di situ. Sedangkan setahun yang lalu, mereka merayakan
Wisuda Romy dengan sangat berkesan mewah. Sekarang, untuk pergi wisuda saja
sendiri.
Sepulang dari itu semua, Rina
pulang dan mencoba menghubungi Romy. Tetapi tak di jawab, akhirnya Rina mencoba
menghubunginya lagi nanti. Setelah tiga hari Romy tidak ada memberi kabar
tentang dirinya. Akhirnya Rina memutuskan untuk mendatanginya dirumah nya.
Ketika ia sampai disana, terlihat hanya ada tukang kebun dan satpam yang
berjaga. Mobil camry Romy ada di sana, dan dia masuk. Ketika masuk kerumah,
ibunda Romy keluar dan mereka berbicara sedikit.
“hay tante, apa kabar?” Rina berbasa basi.
“hay Rina, baik. Kamu gimana?”
“aku juga baik tante.” Jawab Rina.
“eh, tante dengar kamu baru wisuda ya kemaren. Kalau gitu
selamat ya.”
“iya tante, makasih. “
“ada keperluan apa Rina ?” jawab ibunda Romy bertanya dengan
halus.
“aku nyari Romy tante, kok dia gak ada ngabarin.”
“Rina, Romy saat ini sedang ingin menyendiri katanya.”
“memangnya kenapa tante?”
“maaf ya Rina, Romy berpesan kepada tante kalau dia nggak
bisa bertemu kamu dulu.” Jawab ibunda Romy.
“tapi tante, aku gak bisa telpon dia. Di sms pun juga gak di
balas.”
“tapi dia juga ada berpesan sama tante untuk kamu. Katanya
kalau kamu nyari dia, tenang aja dia baik kok. Dia mungkin belum bisa bertemu
dulu, belum bisa berkomunikasi dulu sama kamu. Maaf in tante ya, tante gak bisa
bilang dulu dia dimana sekarang, tante takut dia marah.” Mimik wajah ibunda
Romy berubah menjadi sedih.
“hmm, kenapa ya? Ya udah, kalau gitu Rina pulang dulu ya
tante.” Terlihat sedih dan bertanya-tanya.
Ketika setelah itu Rina tak pernah
bertemu lagi dengan Romy. Setelah hari wisuda itu, mereka tak lagi
berkomunikasi. Seperti seorang yang sendiri, Rina pergi sendiri kemana pun.
Kurang lebih sudah tiga bulan mereka tidak bertemu. Rina pun merasa sepi tanpa
Romy. Dia sering duduk melamun dan mengingat kenangan tentang mereka. Telah
banyak kenangan indah dan romantis bersama. Rina mengingat ketika mereka
pertama kenal, ketika first date dan
bocor ban ketika dinner bersama. Rina tersenyum sendiri mengingat itu.
Terkadang ia juga menjatuhkan air mata ketika mengingat hal sedih dan hal yang
memilukan. Kenangan indah itu terus melekat pada ingatannya. Padahal mereka
telah berencana menikah tiga bulan lagi. Tetapi kekasihnya pergi meninggalkan
dirinya. Kini ia sendiri tanpa kekasih, tapi memiliki kekasih. Mungkin tak
terhitung lagi berapa banyak kenangan tentang mereka. Sudah hampir sepuluh
tahun berpacaran dengan banyak masalah dan
kebahagiaan. Mereka cinta
sesungguhnya dan wujud cinta sejati. Mereka selalu bersama, tanpa ada rasa
bosan, lelah dan rasa benci. Tak banyak orang yang bisa bertahan dengan waktu
selama itu. Tetapi mereka membuktikannya.
Kebencian telah tertutupi oleh
cinta yang begitu besar. Cinta itu mengalir bagai darah, kadang terluka, kadang
bersalah, dan ada saatnya bahagia. Itulah cinta, jalani, lalui, mengerti. Semua
masalah akan kau lalui, karena tak ada cinta yang tak berpenghalang. Seperti
sungai yang mengalir, kadang berliku, kadang, terhambat, kadang juga akan surut
dan mengering. Tapi usahakan untuk mengendalikan cinta itu setidaknya untuk
mengurangi liku dan hambatan itu. Sepuluh tahun mungkin sudah sangat lama, dan
mereka hampir mengetahui rahasia masing-masing dari mereka. Tetapi seperti
waktu sepuluh tahun itu hilang bersama orang yang memberikan cinta tulus itu. Mereka
saling mencintai dan memiliki. Mereka bak sepasang sendal jepit swallow yang
selalu bersama. Dan sendal jepit swallow adalah wujud sendal yang banyak di
jual tetapi sedikit yang menggunakannya, dan sendal ini lebih kuat dan tahan
lama di banding sendala bermerek dan mahal. Karena cinta itu sederhana dan
terus mengalir dan penuh warna. Itulah cinta, seperti sepasang sendal jepit
swallow.
Setelah sekian lama, sendiri dan
sepi. Ketika Rina sedang duduk di sebuah kursi ayunan di sebuah sekolah TK yang
tak jauh dari rumahnya. Ada seorang pemuda sedang jogging kecil dan singgah di tempat Rina duduk. Dia pria yang cukup
tinggi dan atletis. Dia memiliki tinggi kurang lebih 178cm. Dia terlihat gagah
dan berkulit putih dengan rambut gaya asimetris sedikit cokelat. Berjalan dan
mendekati Rina. Rina tersenyum dan melanjutkan membaca novel yang ia baca.
Kemudian pria itu menegur.
“hay, baca novel ya?” tanya pria itu.
“hay, iya baca novel.” Rina menjawab sambil tersenyum.
“nama kamu siapa?” tanya pria itu mengajak kenalan.
“aku Rina, nama kamu siapa.?”
“aku Petra. Nama kamu bagus.” Petra memperkenalkan diri.
“oh, makasih. Nama kamu juga bagus.” Rina menjawab sambil
tersenyum.
“kamu sering ya disini?”
“iya, aku sering duduk disini.” Jawab Rina.
“memangnya rumah kamu dimana?”
“gak jauh kok, palingan limarasus meter dari sini.” Jawab
Rina.
“oh, pantesan aku sering liat.”
“aku juga sering liat, rumah kamu dimana?”
“aku juga gak jauh, masuk gang perjuangan. Dari sini maju
sedikit, ada gang perjuangan rumah ketiga.”
“oh, bagus deh.” Rina menjawab sambil tersenyum.
“aku baru pindah kesini, aku kerja disini. Jadi beli rumah
disini deh.”
“oh, bagus dong. Tetanggaan.” Jawab Rina sambil tersenyum.
“aku pulang dulu yah Rina. Udah petang nih.”
“iya, sama. Aku juga mau pulang.” Jawab rina.
“bye.”
“bye.”
Sesudah
perkenalan itu, Petra sering sekali datang dan berbicara sedikit sesudah
berolahraga. Sampai mereka tukaran nomor telepon dan semakin dekat. Mereka
semakin lama semakin dekat dan karena mereka sering bertemu di Sekolahan
tersebut. Mereka jadi sering bertemu, hampir setiap sore. Kemudian, ketika
kurang lebih sebulan mereka kenal. Akhirnya mereka cukup akrab karena sering
bertemu dan mengobrol. Petra mencoba terus mendekati Rina dan mereka sering
berkomunikasi via sms dan chating.
Pada suatu malam minggu waktu
itu, Petra menjanjikan untuk pergi dinner malam itu. Petra pergi menjemputnya
dengan mobil accord hitamnya. Mereka
pergi ke restoran Jepang yang cukup jauh dari komplek perumahan mereka.
Sesampai di sana, mereka seperti manusia normal. Mereka berbicara tentang
kepribadian dan tentang cinta dan pacar. Ketika berbicara pacar, terjadi
percakapan yang cukup menarik tentang mereka. Rina bercerita tentang kekasihnya
yang tiba-tiba menghilang entah kemana. Percakapan mereka setelah banyak bicara
topik lain.
“jadi, kamu udah punya pacar?” Petra bertanya.
“hmm, iya sih. Tapi aku gak tau dimana dia.”
“hah, kok sama pacar sendiri aja gak tau.” Petra memancing
pembicaraan.
“iya, dia tiba-tiba menghilang dan gak pernah ngabarin aku.”
“loh, kenapa bisa?”
“sejak aku wisuda, itu hari wisuda dan hari dia menghilang.
Bertepatan dengan hari wisuda aku. Dia gak pernah ngabarin aku, nelpon aku, sms
aku dan ketemu sama aku.”
“trus, sampe sekarang dia gak ada ngabrin kamu?”
“gak ada, aku udah tanya sama orang tuanya. Tapi mereka gak
bisa bilang ke aku. Aku udah memohon tapi tetap aja mereka gak bilang. Mungkin
dia udah bosen kali sama aku.”
“memang kalian pacaran udah berapa lama?” Petra bertanya
lagi.
“udah hampir sepuluh tahun. Dan sekarang dia pergi gitu aja.
Mungkin dia udah gak suka sama aku.”
“hmm, udah lama ya. Kamu pernah berpikir dia balik lagi sama
kamu?”
“aku berharap sih gitu, tapi mungkin gak ya dia inget aku.”
“pasti dia inget kamu kok, mana mungkin dia lupain kamu.”
Jawab Petra tersenyum.
“tapi aku gak yakin. Mudah-mudahan aja sih. Aku tu sayang
banget sama dia.”
“iya, aku juga ngerti kok. Dia pasti sekarang mengharapkan
yang terbaik untuk kamu.”
“aku terus berpikir, kapan dia kembali. Aku susah banget
lupain dia.” Jawab Rina sambil merenung menatap makanan.
“udah kamu jangan sedih terus, mungkin Tuhan udah takdirkan
ini.”
“iya kali ya, tapi aku tu Cuma pengen tau. Kenapa setelah
menjalin hubungan yang cukup lama, dia malah pergi.”
“hmm, udah lah gak usah di pikirin lagi. Aku bayar dulu ya.”
Petra pergi kekasir dan membayar makanan mereka.
Kemudian merka pulang dan karena
sudah larut malam mereka langsung pulang kerumah. Keesokkan paginya, mereka
pergi ke dufan karena itu hari minggu. Mereka pergi ke dufan dan bermain
seharian di sana. Mungkin tak hanya ini kegiatan mereka. Setelah hari kerja,
Petra menjemput dan mengantar Rina kerja yang kebetulan searah dengan kantor
Petra. Rina bekerja di perusahaan marketing, dan Petra bekerja di percetakan
buku swasta. Mereka pergi dan pulang kerja bersama. Kemana pun Rina pergi,
Petra selalu mengantarnya. Termasuk pergi ke salon dan sebagainya. Entah apa
yang membuat Petra ingin melakukan itu
semua. Apakah Petra menyukai Rina atau apa motifnya.
Semakin akrab dan semakin sering
mereka bertemu, Petra mulai timbul rasa dan suka kepada Rina. Rina pun perlahan
mulai melupakan Romy dan mulai menyukai Petra. Terlihat jelas dari cara Petra
menatap Rina, dan itu menunjukan tatapan suka. Petra merupakan pria yang baik
dan perhatian. Dia juga ramah dengan orang sekitar rumahnya dan rekan kerjanya.
Terlebih kepada Rina, dia seperti menganggap Rina adiknya sendiri. Dia selalu
mendengarkan curhat Rina dan memberikan motivasi untuknya. Petra mirip seperty
Romy, tetapi Petra lebih rela berkorban tetapi Romy lebih romantis. Romy
memiliki segala apapun yang di perlukan Rina, sedangkan Petra memberikan apapun
yang dimilikinya untuk Rina. Petra mungkin bukan anak pengusaha kaya, dan petra
mungkin tidak setampan Romy. Tetapi Petra memiliki kemampuan untuk
membahagiakan Rina.
Waktu berjalan, cinta terus
mengalir. Semakin lama mereka dekat, semakin kuat rasa suka itu. Semua yang
telah di korbankan Petra mungkin tidak seberapa dibanding dengan pengorbanan
Romy untuk Rina. Kini Romy tak pernah di ketahui lagi keberadaannya. Dan
seiring musim yang silih berganti, Rina sudah semakin jauh dari Romy dan tumbuh
rasa dengan Petra. Tapi entah kenapa, Petra tidak mengungkapkan rasa hatinya
yang sudah lama ia pendam. Petra jatuh cinta kepada Rina, mungkin itu wajar.
Petra sudah jatuh cinta sejak mereka pergi berkencan, dan seperti yang telah
kita tebak. Memang Petra suka dengan Rina, dan dia single. Dia tidak memiliki pacar, dan dia tidak menyatakan cinta
kepada Rina. Apakah halangan yang membuat Petra tidak mengungkapkan itu, karena
Rina sudah memiliki pacar. Mungkin juga karena dia tidak nyaman dengan pacarnya
Rina ataukah apa. Mungkin memang, Petra merasa tidak nyaman dengan Romy karena
dia adalah pacar Rina. Dan seiring berdetiknya jarum berwarna merah pada jam
dinding, kejanggalan dan misteri akan terungkap.
Akhir Segalanya
Romy menghilang secara misterius
dari hidup Rina, dan hadir seorang pria bernama Petra dalam hidupnya. Sekian
lama Romy menghilang, semakin dekat dan semakin kuat rasa cinta Petra. Petra
tidak pernah mengungkapkan isi hatinya. Dan Petra hanya bisa menyukai Rina
diam-diam. sedangkan Rina hanya bisa tergantung bak orang yang gantung diri
tapi tak mati. Itulah yang di alami Rina saat ini. Di hadapkan pada pilihan
yang sulit. Antara bertahan dengan Romy yang telah lenyap, atau berpaling ke
Petra yang menemaninya dan menjaganya. Mungkin sudah sepuluh tahun mereka
berpacaran, dan sudah banyak kenangan indah bersama. Tapi tidak mungkin dia
harus bertahan dengan hubungan yang tiada kepastian itu.
Alasan Petra tidak mengungkapkan
isi hatinya ialah karena ia merasa tidak nyaman dengan Romy. Petra akhirnya
bercerita kepada Rina, kenapa ia bisa ada di situ dan selalu menjaga nya. Petra
merupakan sahabat dekat Romy. Aristo
Renaldi petra adalah nama lengkapnya, ia sekolah di sd yang sama dengan Romy
dan pindah ke Australia dan sekolah disana. Setelah lulus sma dia melanjutkan
untuk kuliah ke Jerman. Setelah menyelesaikan kuliahnya, dia memutuskan untuk
pulang dan kerja di Indonesia. Petra bercerita banyak hal dengan Rina, ini merupakan
cerita dari Petra untuknya. Setelah dikabarkan Petra akan kembali ke Indonesia,
sahabt baiknya Romy. Menghubunginya dan menyuruhnya datang untuk menemuinya.
Romy sekarang ada di Singapura dan di rawat di sana. Romy mengalami penyakit
kanker paru-paru yang mematikan dan tak bisa kembali untuk kerumah. Dia meminta
Petra untuk menjaga dan melindungi Rina selama dia tak ada untuknya. Dan Petra
bersedia untuk itu dan sekarang Romy masih terbaring lemah dan di kabarkan
dirinya tak akan bisa selamat dari ini. Petra bercerita sambil meneteskan
airmata. Ketika sudah waktunya, Romy akan menghubungi Petra dan supaya
memberitahukan ini ke Rina.
Setelah mendengar penjelasan dari
Petra, ia menangis dengan sedih dan memeluk Petra. Petra hanya bisa diam dan
hari itu juga, mereka terbang ke Singapura. Mereka pergi ke Singapura dan
langsung pergi menjenguk Romy. Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka
pergi ke rumah sakit tempat Romy di rawat dan ketika masuk ke kamar ICU Rina
langsung shok dan sempat tak sadarkan diri. Setelah sekitar lima belas menit,
Rina tersadar dan langsung memeluk Romy. Romy hanya bisa tersenyum dan
menjatuhkan airmata. Mulutnya terpasang selang oksigen, infus di tangan kirinya
dan banyak peralatan medis melekat pada tubuhnya. Romy yang tampan menjadi
seperti sesosok raga tanpa jiwa. Pipinya celung tak berisi, wajahnya pucat,
rambutnya tipis dan hampir semuanya rontok, tubuhnya yang berisi tinggal
seperti kulit dan tulang. Romy menatap sayu, dengan mata indah itu. Memegang
wajah cantik Rina dan membelainya, dengan gemetaran ia mengangkat tangannya.
Rina menggenggam tangan itu, dan Romy seperti ingin mengatakan sesuatu.
“Rina, aku sayang kamu.” Tengan tersenyum dan terbata-bata
dia mengatakan itu.
“aku juga sayang kamu, Romy.” Rina menangis dengan sedih.
“kamu jangan nakal yah.” Romy mengatakannya dengan linangan
air mata.
“aku gak bakalan nakal kok, aku janji.”
“aku pengen kamu bahagia.”
“aku pengen bahagia sama kamu Romy.” Dengan tangan yang
masih menempel di wajahnya dan masih dingenggam olehnya.
“tapi, aku harus pulang.” Orang tua Romy, Petra, Dan kedua
adiknya meneteskan air mata. Terlebih Rina yang sedari tadi menangis. Kemudian
Romy meminta untuk menceritakan semua kenangan indah mereka. Kemudian Rina pun
menceritakannya dan dengan sedih semua mendengarkan itu.
“kamu inget gak waktu first date kita? Kamu inget gak waktu
kita pertama kenal, saat itu hujan lebat dan kamu nganterin aku pulang. Aku
juga masih inget kita naik kereta api, dan ketemu orang mabuk. Aku juga masih
inget kamu gendong aku sampe ke kelas karena banjir. Aku juga inget kamu
gangguin aku di sekolah, kamu tempel semua tentang aku di mading. Kamu juga
masih ingetkan, waktu valentine kamu nembak aku dengan ngasi cokelat Belgia.
Lalu kamu makan pisang kacang aku sampe habis. Aku juga inget kata-kata dari
Renaldi, yang sampai saat ini ada disini. Dan aku inget, tiap kali hujan kamu
selalu jemput aku kekelas aku waktu kuliah. Kamu juga ingetkan waktu kamu
jemput aku, kamu buang payung yang kemu pegang dan kamu cium aku ditengah hujan
gerimis. Semunya aku ingat, aku masih ingin melanjutkan cerita ini dan
mengukirnya pada sebuah panel batu dan membiarkan semua orang melihat ini. Gak
terasa, udah sepuluh tahun kita sama-sama. Dan kita harusnya tiga minggu lagi
nikah. Waktu memang gak bisa di tebak dan apa yang akan terjadi. Aku juga ingin
banget kamu peluk aku lagi, cium aku lagi, dan aku ingin banget kamu kayak
dulu. Tiap sore liatin kamu main basket, aku pengen kamu duduk di kursi paling
belakang dan liatin aku main tenis. Aku juga pengen kamu ada dan slalu ada
disisi aku. Maaf aku udah pernah salah sama kamu, aku sayang kamu Romy Rasel
Gratio. Dan jangan tinggalin aku sendiri.”
Sambil menangis dia menceritakan semua tentang mereka. Dan
Romy menjawab
“Aku tidak akan pergi, aku hanya pulang. Lihat lah orang
yang berdiri disana, memakai baju putih itu sudah menungguku. Aku harus pulang
sayang, Dia sudah menunggu. Kamu jangan nakal ya, aku sayang kamu dan Petra
akan jagain kamu. Dia udah janji sama aku.”
Romy mengambil sebuah buku catatan dan memberikannya kepada
Rina. Rina mengambilnya dan semuanya sudah berkumpul disekeliling Romy.
Kemudian Romy berkata kepada orang tuanya
“ma, pa, aku pulang dulu yah. Aku harus cepat. Kamu juga
jangan nakal ya dek. Petra kamu harus jagakan Rina untukku.”
Setelah
itu Rina mencium Romy dan orangtuanya juga. Setelah itu Romy pulang untuk
menempuh kehidupan kekal. Romy meninggal di hadapan mereka semua, dan terdengar
suara alat pengukur detak jantung berbunyi ‘tiiiiit’ dan Romy akhirnya
meninggal. Semua yang ada disana menangis dan mereka semua memeluk Romy dengan
sedih. Akhirnya Romy dimakamkan di kampung halamanya. Hujan gerimis turut
menemani pemakaman Romy dan terlihat ramai sekali yang hadir ke pemakaman.
Semua teman dan rekan kerjanya menjatuhkan air mata.
Ketika cinta harus berakhir dengan perpisahan yang
menyedihkan. Mungkin alam memisahkan tetapi hati tak terbagi. Dia mencintaimu,
tetapi Tuhan mencintainya. Jangan kau berhenti ketika mereka yang mencintaimu
pulang lebih dulu darimu. Buku catatan yang di berikannya berisi lukisan, serta
syair.
Semuanya terasa sepi ketika orang yang kita cintai pergi
mendahului, akhirnya sampai sebelah dari sendal jepit itu putus dan tinggal
satu tersisa. Maka sendal tersebut tidak akan dipakai. Tetapi sendal tersebut
masih bisa di ganti dengan sendal yang mirip juga.
~tamat~
Kisah menulis
Mungkin aku menyelesai kan ini
pukul 03:52. Aku hanya bisa tersenyum melihat cerpen sederhana ini selesai dan
senang bisa membuat cerita ini. Ide cerita yang brilian. Bagian tersulit dalam
menulis cerita ini hanya, harus keluar dan membuat teh hehe. Sebenarnya aku mau
buat cerita ini menjadi akhir tragis, tapi karena tuntutan ekonomi jadi gak
jadi hehe. Terima kasih Tuhan atas cerita yang sederhana ini. Hanya 16 halaman
gak papa deh, dari pada Cuma 3 halaman.
Selesai langsung tidur, tapi
gosok gigi dulu biar besok pagi habis pasta gigi jadi ke sekolah gak gosok
gigi. Aku rasa cerita ini seram, karena cerita ini memiliki kekuatan supra
natural sporty terbaru dari H*nda.
Cerita ngawur ini di buat penuh perjuangan karena harus mengahbiskan
lima sampai enam cangkir besar teh setiap malam. Dan gue harus nahan kencing
demi nulis ini. Kadang hidup itu harus santai, terutama dalam hal membaca.
Karena kalau tidak santai bisa mati. Pertama lu membaca dengan serius, lu jadi
sakit mata lama-lama rusak dan harus pake kacamata. Trus abis pake kacamata lu
masih membaca, lu jadi stres dan bunuh orang. Karena lu bunuh orang lu di
penjara, karena lu gak tahan di penjara lu kabur dari penjara trus ikut makai
narkoba karena stre dikejar polisi. Karena overdosis lu mati dan mati, ya mati
apalagi. Lu mati hanya karena lu terlalu serius, ya udah mati aja gak papa
bukan urusan gue kok. Hehe sekian gak bisa basinya dari saya mohon maaf jika
ada menyinggung persaan kalian semua. Saya Fransiskus Holly, sekian sampai
jumpa. J
^_^ :D