Kamis, 01 Mei 2014

story of love



Cinta Dua Raga
Prakata
                Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang yang menginspirasi semua cerita ini. Cerita fiksi ini berawal dari ide cemerlang orang yang hebat, jika tak ada dirinya aku mungkin tak bisa untuk menulis cerita ini semua. Semua cerita ini aku kembalikan kepadamu untuk dirimu yang menginspirasiku. Terima kasih Anna, aku menulis ini di waktu hujan gerimis di iringi suara drum band keras yang datang dari kantor bupati. Serta suara ikan melompat yang menemaniku sore ini. Terima kasih untuk semuanya. Aku tak bisa berkata apa lagi untuk ide cemerlang ini. I love you.
Prolog
                Ketika hujan gerimis waktu itu, mereka bernaung di payung yang sama dan berjalan melintasi jalan yang basah itu. Cinta, kasih, dan kebahagiaan menyatukan mereka. Mereka seperti sepasang sendal jepit merek swallow yang banyak dipasaran tetapi sedikit yang memakai. Mereka memiliki cinta yang kuat dan hati yang selalu berdekatan. Kebahagiaan itu selalu menyelimuti mereka seolah menutupi rasa sedih itu. Betapa kuat hubungan mereka, kekuatan cinta telah menutupi perbedaan di antara mereka. Mereka berdua sulit tuk terpisahkan, meski akhirnya harus terpisah oleh alam yang berbeda. Cinta kasih mereka mungkin sudah menjadi banyak pelajaran untuk setiap orang.
                Ketika hujan semakin deras, seakan membenci mereka bersama. Suara ledakan petir menyambar dan hujan berguruh seakan membuat mereka tidak bisa terpisah oleh hujan deras yang menderu kencang. Mereka berdua telah sangat lama menjalin hubungan kasih itu dan banyak hal yang mereka lakukan bersama. Mereka memulai hubungan sejak masih duduk di bangku sma dan sampai sekarang. Mungkin takkan ada yang bisa memisahkan mereka untuk saat ini. Singkat cerita, mereka hanya akan berpisah sampai ajal datang menjemput salah satu dari mereka.
                Kejujuran dan kepercayaan adalah rahasia yang terbesar dalam hidup mereka, namun ada saatnya ketika seseorang berbohong demi orang yang disayangi. Sebelum ajal menjemput, sebelum bumi terbelah, dan sebelum matahari binasa cinta yang suci, cinta yang abadi selalu bersemi untuk hati yang murni.
Aku mengenalnya
                Seorang pria tampan dengan tinggi badan yang semampai dan bentuk tubuh yang terlihat six pack. Membuat pria ini yang ramah disapa Romy ini menjadi sorotan mata wanita dan idola sekolah. Dia ramah, murah senyum dan baik hati. Dia memiliki kulit putih selayaknya orang Asia, dan memiliki alis yang tebal hitam dan sorot mata yang tampak ramah. Dia memiliki bola mata berwarna cokelat muda dan bulu mata yang tebal. Dia sering bermain basket dan mengikuti kejuaraan di sekolah. Selain fisiknya yang tampak keren, dia juga anak dari keluarga yang mendukung atau singkat kata kaya. Ketika pergi kesekolah saja dia menaiki mobil Camry hitam mengkilap dan tentu saja ini menambah daya tarik konsumen wanita tentunya.
               
Di sma yang sama dengan Romy, ada juga seorang wanita bernama Jissy. Jissy adalah anak perempuan yang cantik dan pendiam, Jissy memiliki kakak permpuan yang bernama Rina. Rina Gracelle Skiety. Rina adalah siswa yang termasuk pandai dan pendiam. Dia lebih menghabiskan waktu istirahatnya di bangku taman dengan membaca buku. Dia bisa di sebut kutu buku, tapi dia juga tidak jarang mengenakan earphone dan duduk sendiri di taman. Dia memiliki bentuk tubuh yang indah dan mata yang cantik dengan bulu mata lentik dan alis yang tipis menghiasi wajahnya. Dia juga memiliki kulit yang putih dan halus, serta rambut lurus terurai ke belakang dan poni yang menutupi seperempat wajahnya. Rambut hitamnya berkilau ketika dia lewat dibawah teriknya matahari. Dia gadis cantik, juga memiliki bibir manis yang tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. Ketika dia tersenyum, bibir manisnya menipis dan terlihat ginsul yang cantik itu manambah indah senyumnya. Selain ginsul yang imut, dia juga memiliki lesung pipit di pipinya sebelah kanan. Lesung pipit itu membuat tampak manis.
Tak salah lagi, Rina juga incaran para kakak kelas dan adik kelas lelaki. Dia pandai, murah senyum, cantik, dan baik hati. Dia juga memiliki banyak bakat yang menonjol. Dia bisa bermain tenis lapangan dan dia juga memiliki suara indah nan merdu. Dia duduk di meja sma kelas XI (bangku sudah terlalu mainstream). Gayanya yang lembut dan senyumnya yang manis berubah total ketika dia sedang bermain tenis. Dia menjadi wanita yang lebih sporty dan terkesan tomboy saat bermain tenis. Tapi ketika ia tampil bernyanyi di depan banyak orang, dia menjadi lebih cantik dan lebih trendi. Dia juga menjadi tampak seperti feminim girl saat sedang makan di kantin.
Ketika saat itu hari yang gelap meliputi langit di kota itu kira-kira pukul setengah dua siang dan mulai terasa tetesan air yang mengenai tubuh saat itu. Di waktu itu, Romy sedang berusaha untuk pergi ke parkiran yang cukup jauh dari gedung sekolah. Tetapi langit semakin gelap dan sudah mulai terdengar suara rintik hujan yang membanting atap gedung di tempat Romy berdiri. Semakin lama semakin gelap dan akhirnya hujan deras mengguyur tempat itu, dan Romy terpaksa terdiam menunggu. Hujan lebat itu memberikan kebaikkan bagi Romy. Dia sedikit basah karena angin kencang yang membawa air hujan mengenai Romy. Tak lama kemudian datanglah Erick yaitu teman sekelas Romy. Dia berniat ingin berteduh juga dan memiliki tujuan yang sama. Pergi keparkiran.
Romy menegur Erick dan terjadilah percakapan kecil.
“eh, lu ngapain disini?” tanya Romy.
“ya berteduh dong, ngapain lagi.” Jawab Erick sewot.
“lu punya payung gak?”
“kalo gue punya payung, udah gue pake dari tadi.” Jawab Erick sambil nyengir.
“sapa tau punya.”
                Hujan tampak semakin deras dan disertai petir dan guntur. Akhirnya Erick memutuskan untuk membasahkan dirinya dengan berlari keparkiran. Erick membuka sepatu, lalu berlari kencang menerpa angin dan hujan serta menghindari petir. Romy hanya menggelengkan kepala, dan menunggu hujan reda. Ketika dia melihat jam, sudah menunjukan pukul dua lewat enam menit. Dia duduk sambil bersilang tangan menahan sejuknya hari itu. Tak lama kemudian, Rina datang dengan membawa setumpuk buku pelajaran dan novel berteduh di tempat yang sama. Kemudian Rina  duduk di samping Romy dan dia melihat kearah Romy. Kemudian dia menyapa Romy.
“hay, kamu Romy ya?” tanya Rina
“iya, kamu pasti Rina. Kok kamu tau aku sih?”
“ya tau lah, kamukan sering maen basket di sini.” Jawab Rina.
“oke deh.” Jawabku sambil tersenyum.
“kamu kok bisa kenal aku sih?” tanya Rina heran.
“kamu kan sering nyanyi di acara sekolah sama main tenis tiap sore.”
“oh, gitu ya. Kamu nungguin siapa?” tanya Rina.
“gak ada kok. ni ujan lebat banget, aku mau keparkiran ngambil mobil. Tapi ujannya makin lebat nih.”
“iya, aku mau keluar juga susah. Yang ada malah basah kuyup nyampe rumah.” Rina menjawab dengan senyuman.
“mudah mudahan bentar lagi reda. Kamu pulang pake apa?”
“naik taxi aja deh kayaknya.” Rina menjawab sambil tersenyum.
“bareng aku mau?” tanya Romy menawarkan diri.
“gak usah deh, aku naik taxi aja” jawab Rina menjual mahal supaya terlihaat elit.
“gak papa, aku sendiri kok. Rumah kamu dimana?”
“aku bisa sendiri kok. Di jalan S.parman komplek cempaka perak.” Jawab Rina sambil menatap Romy.
“ya udah, aku anter. Gak baik loh menolak penawaran sampe dua kali.” Jawab Romy tersenyum.
                Setelah bercakap-cakap cukup lama karena hujan, akhirnya hujan sudah cukup reda dengan gerimis sedikit. Romy berjalan di sampingnya sambil menudungkan jaket denimnya ke atas kepalanya. Angin berhembus dan mereka berlari kecil, akhirnya sampai di tempat parkiran mobil Romy. Romy membukakan Rina pintu dan menutupnya. Mereka pergi menuju rumah Rina yang tidak terlalu jauh dari sekolah. Romy menatap mata Rina, dan berbicara sedikit. Romy mendapatkan nomor hanphone dan Pin BBMnya. Mereka terlihat seperti pasangan ketika bersama. Wajah cantik dan manis Rina berpasangan dengan wajah tampan Romy terlihat sangat serasi. Mereka saling mengenal dan sampai di rumah Rina. Rina mengajak Romy masuk, tetapi Romy menolak dengan sopan.
                Mereka sering menegur satu sama lain layaknya teman. Mereka juga sering nge-date di malam jum’at. Karena semakin lama semakin akrab, mungkin ini saatnya untuk Romy mengenal Rina lebih sensual atau lebih dalam. Romy sering chat dan sms sampai menelpon Rina. Terutama saat Romy memiliki tugas sekolah yang kesulitan ia kerjakan.
Masa Indah
                Tanggal 14 Februari, tepat hari Valentine. Romy menghabiskan waktu Valentine nya bersma dengan Rina. Mereka sudah cukup lama saling mengenal, dan kira kira sudah dua bulan sejak peristiwa hujan itu. Pagi hari saat di sekolah, Romy menghabiskan waktu dengan Rina. Sampai pulang sekolah, sampai mengerjakan tugas yang belum selesai. Ketika malamnya, Romy mengajak Rina untuk kencan di sebuah restoran yang cukup romantis. Malam ini, tidak seperti biasanya. Romy tidak membawa mobil Camry nya. Tetapi Romy membawa sebuah vespa berwarna pink biru muda yang super imut. Romy menjemput Rina dirumahnya, dan Rina terkejut melihat itu. Tetapi Rina senang, pergi dengan orang spesial dan kendaraan yang spesial pula. Mereka pergi, ketika di perjalanan Rina memeluk Romy dengan erat. Lalu Romy berkata sambil mengejek Rina.
“eh Rina, peluknya jangan terlalu kenceng. Aku sesak napas nih.” Sambil sedikit berteriak karena suaranya tidak terlalu jelas karena tekanan angin.
“oh, gitu ya. Maaf ya.” Sambil mengendorkan pelukan
“iya, gak papa.”
“kita mau kemana nih?” tanya Rina.
“udah, kamu ikut aja. Nanti kamu tau kok.” Jawab Romy sambil tersenyum.
                Setelah sampai di tempat tujuan, Romy menutup mata Rina sampai masuk ke Restoran tersebut. Tercium aroma lezat cokelat yang membuat penasaran dan terasa sangat nikmat. Karena tema waktu itu adalah Valentine Choccolate. Jadi restoran itu pun mengubah dekorasi ruangannya dengan bernuansa pink, putih, dan cokelat. Kemudian Romy membuka mata Rina, dan betapa terkejutnya ia. Dia tidak pernah ketempat seperti itu sebelumnya. Rina terlihat senang dan mereka langsung mencari tempat duduk yang pas. Terlihat banyak pasangan remaja dan dewasa ketempat itu. Mereka memesan dua cangkir hot choccolate dan pisang cokelat dengan krim kacang. Mereka duduk sambil berbicara tentang keluarga, sekolah, masa depan, dekorasi restoran dan gaji tukang cuci piring di restoran itu.
                Pesanan mereka datang dan mereka meminum hot choccolate dan memakan pisang cokelat itu. Tetapi Romy sengaja memakan habis tanpa menyisakan sedikitpun untuk Rina, Romy hanya ingin mengerjai Rina. Kemudian Romy memesan satu lagi dan mengambil sesuatu di meja penitipan barang. Karena Romy sudah pergi sebelumnya untuk menitipkan sekotak cokelat dengan pita biru di sudut kotak itu. Kemudian Romy mengeluarkan kotak itu dan memberikan kado itu kepada Rina. Rina menerima dan membuka kotak itu. Dan sebatang cokelat belgia dengan almond ditabur di atasnya serta lengkap dengan tulisan ‘happy valentine day and would you be my girlfriend miss Rina Gracella skiety?”
“hah? Ya ampun.” Rina melihat cokelat itu dan sekaligus terkejut.
“wuld you be my girlfriend?” Romy bertanya dengan tatapan yang memukau.
“hmm, i think, i can’t.” Jawab Rina sambil berlinang air mata.
“hmm? You can’t?” Romy bertanya lagi.
“yes, i can’t. I can’t leave you and i can’t say no.” Jawab Rina sambil tersenyum.
“really? And i think so. I promise, i will make you be happy dear.” Romy tersenyum sambil menggenggam tangannya.
                Ketika hening sesaat, mereka saling menatap dan terucap kata yang mungkin hampir semua orang pernah menyebutkannya. Tak lama kemudian datanglah pesanan yang mereka pesan. Kemudian diatas cup cake choccolate yang Romy pesan terdapat amplop kecil bertuliskan ‘kebahagiaan, kegembiraan dan kesenangan akan datang jika kau mencintai, percaya, tulus dan semuanya menjadi baik dan hanya satu kata yang tepat yaitu Setia. Happy valentine day. Renaldi.
Tulisan itu adalah kiriman dari sahabat dekat Romy yang tidak tahu berada dimana. Kemudian Romy bertanya kepada pelayan dan pelayan hanya bisa mengantarkan. Tak pernah bertemu sekian lama, setelah smp yang berbeda. Renaldi pindah ke Australia sejak dia lulus sd. Dulu Romy dan Renaldi merupakan sahabat dekat dan mereka sering bermain bersama sewaktu sd. Setelah Renaldi pergi ke luar negri, Romy seperti kehilangan teman satu-satunya yang mati di tabrak elang. Renaldi dan Romy dulunya merupakan tetangga berseberangan jalan. Romy sering bermain di Rumah Renaldi dan sebaliknya.
Setelah lama mengobrol, Rina menyakan pengirim kata mutiara itu. Tetapi Romy hanya menjawab kalau itu hanya kiriman penghormatan dari restoran di hari Valentine ini. Sebab sebenarnya, nama Renaldi ini merupakan nama tengah yang jarang orang memanggil dengan nama itu. Namanya adalah Aristo Renaldi Petra. Kebanyakan orang memanggilnya dengan sebutan Petra, terkecuali Romy. Jadi Romy tidak memberitahukan tentang orang ini.
Setelah itu kira-kira jam sepuluh malam, Romy mengantar Rina pulang. Sangat bertepatan dengan malam minggu. ketika mengantar Rini, Romy masuk kerumah Rina dan bertemu orang tuanya. Orang tua Rina adalah orang yang sangat ramah dengan tamu. Mereka menyambut Romy dengan sangat hangat. Mereka berbicara tentang keluarga mereka, padahal itu adalah hari pertama mereka pacaran.
Waktu Yang Berlalu
                Tanpa kian terasa, setelah melalui masa indah, baik dan buruk. Senang dan sedih. Sekarang hubungan mereka tak terasa sudah hampir menginjak tahun keempat. Mereka kuliah di universitas berbeda yang tak jauh dari sekolah sma mereka. Waktu terus melaju dan semakin lama, hubungan mereka semakin kuat. Hubungan yang mereka jalin selama ini terus membuahkan pengalaman dan kenangan indah. Saat bersama, mereka seperti sepasang sendal jepit. Mereka berdua kemanapun mereka pergi. Mereka selau dekat dengan keluarga mereka, dan seperti lebih dari sebatas pacar. Hubungan ini kian hangat dan terus tumbuh dihati mereka.
Waktu itu hujan gerimis, Romy menjemput Rina di kampusnya. Karena mobil tidak bisa masuk kedalam, terpaksa mobil di parkir di luar. Romy masuk ke halaman kampus dan membawa payung berwarna merah untuk menjemput Rina. Hujan yang tidak terlalu lebat tapi membasahkan. Romy pergi dan menjemput Rina. Mereka berdua berjalan dengan satu payung dan melintasi jalan yang sudah basah terkena guyuran hujan. Mereka melangkah dan sambil memeluk Rina, Romy terus melangkah sampai di mobil dengan baju sedikit basah karena terpaan angin berpadu air ke seluruh tubuh. Ketika sudah hampir sampai ke mobil kemudian Romy melepaskan payung yang ia pegang dan membiarkan hujan gerimis membasahi mereka. Lalu Romy berkata kepada Rina.
“Rina, kamu tau kenapa aku buang payungnya?”
“kenapa kamu buang payungnya, nanti kita basah.” Jawab Rina sambil terkejut.
“aku mau buktiin, kalau aku mau bersama kamu tidak disaat senang. Aku mau sama kamu tidak disaat nyaman, aku ingin melewati masa indah dan masa buruk sekalipun. Aku biarkan hujan membasahi diriku, aku biarkan angin meniup ragaku. Aku ingin semua ini bisa jadi pengalaman paling gila yang pernah ada.”
“...” Rina terdiam sambil terheran-heran.
Kemudian, Romy memeluk Rina dan berkata “tenang, aku akan menjaga kamu. Walau pun tak bisa selamanya.” Kemudian Romy menatap Rina dan mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir lembut itu. Mereka berciuman di tengah hujan dan payung yang tergeletak seolah menambah kesan romantis saat itu. Angin berhembus menerbangkan rambut indah Rina dan air hujan yang jatuh dan membasahi mereka berdua. Kemudian mereka pergi dan pulang.
Lama setelah kejadian hari itu, mereka pergi dinner di akhir pekan dan itu dinner yang tidak biasa. Mereka dinner tidak seperti biasanya yang pergi kerestoran atau apa, tetapi kali ini mereka pergi dinner di rumah Romy dan makan bersama dirumah Romy dan bertemu keluarga Romy pastinya. Romy memperkenalkan kepada keluarganya, Romy memiliki dua orang adik. Adik pertama cowok, dan adik kedua cewek. Adik yang cowok bernama Nico dan yang cewek bernama Gicela. Nico berumur empat belas tahun dan memiliki pacar, tetapi Nico tak pernah mengaku kepada Romy. Dan Gicela berumur dua belas tahun yang sedang sensi dan emosi tingkat tinggi. Rina terlihat bahagia membaur dengan keluarga Romy yang cukup baik dan dua adiknya yang ganteng dan cantik.
Hari istimewa bagi Romy, karena hari ini dia akan wisuda sarjananya dan lulus. Ketika acara dan lain sebagainya, akhirnya tibalah saat yang di tunggu-tunggu. Rina sangat bahagia menyaksikan kekasihnya wisuda sarjana dan menyelesaikan kuliahnya dengan nilai yang baik. Mereka berpelukan dan seperti biasa, mereka merayakan wisuda Romy dengan pergi ke sebuah restoran yang paling bergengsi di kota itu. Tentu dengan harga yang bergengsi pula. Mereka pergi berdua ketika malam harinya. Dengan mobil yang berbeda dari biasanya. kali ini Romy memakai mobil barunya yang baru saja ia dapat dari ayahnya sebagai hadiah kelulusan. Mereka mengendarai mobil Lamborghini putih berlis biru yang terlihat sangat mewah pastinya. Mereka pergi dengan lamborghini yang hanya bisa di naiki oleh dua orang saja, mungkin itu sedikit berlebihan. Mereka terlihat serasi pada malam itu. Romy mengenakan setelan jas dan celana putih dengan bunga di saku kiri jasnya, dan mengenakan dasi kupu-kupu berwarna biru. Karena Romy sangat menyukai warna biru, jasnya pun berliskan biru pada bagian pinggir jasnya. Sedangkan Rina memakai dress biru menjuntai dengan hak yang tinggi, terlihat sangat anggun, cantik, dan memesona. Dengan membawa tas tangan berwarna putih. Rambutnya terurai bergelombang dan hitam berkilau, berjalan bergandengan dan hampir semua mata orang yang ada disitu terpana melihat mereka. Bagaimana mungkin tidak, mereka mengendarai mobil yang hebat dan pasangan yang terlihat serasi dengan seragam yang serasi. Pasangan muda, cantik dan tampan, dan mengendarai mobil yang mewah, masuk ke sebuah restoran yang mewah pula. Mereka berhasil mengambil perhatian setiap orang dengan pesonanya.
Setelah lama mereka menjalani hubungan, sekali mereka bertengkar karena suatu masalah. Rina sangat marah waktu itu dan tidak mau bertemu Romy lagi. Romy mencoba meminta maaf tapi Rina tidak mau memaafkan. Masalahnya di mulai ketika hari itu Romy meminjam sebuah novel dan Romy menghilangkannya. Novel tersebut merupakan novel kesayangannya, karena ada tanda tangan penulisnya. Jadi Rina marah dan tak mau bertemu dengan Romy. Ketika Rina sedang marah, Rina di dalam hatinya ingin memaafkan Romy. Tapi dia tidak melakukannya karena dia ingin melihat perjuangan Romy untuknya. Setelah seminggu Rina marah karena novel tersebut, tiba-tiba Romy datang dan berhenti di depan rumahnya. Waktu itu hujan deras sehari penuh, dari pagi sampai sore. Ternyata Romy berjalan kaki dari rumahnya kerumah Rina yang berjarak kurang lebih enam Km. Dia berjalan kaki dan tiba dirumah Rina dengan basah kuyup di sekujur tubuhnya. Kemudian dia berdiri di depan jendela kamar Rina yang di atas. Rina melihat ke bawah dan melihat Romy disana. Kemudian, Rina ke balkon di depan jendela kamarnya.
“Rina.. maafin aku ya, udah hilangin novel kamu. Aku janji bakal aku ganti.” Teriak Romy dari bawah.
“kamu ngapain hujan-hujan gini? Nanti kamu sakit”
“gak papa, yang penting kamu maafin aku.”
“tapi jangan siksa diri kamu sendiri dong.” Kata Rina.
“kamu maafin aku gak?”
“tapi kamu janjikan gak bakalan ngulangin itu lagi?”
“iya, aku janji.” Jawab Romy lantang.
“kalau gitu aku maafin. Tapi kamu jangan ujanan. Nanti sakit”
Kemudian Rina turun, membuka pintu dan menghampiri Romy sambil berlari kecil. Dia melihat Romy, mata Romy yang begitu berwibawa. Dan dia memegang tangan Romy yang sudah sangat dingin. Dia memeluknya dan mencium Romy, kemudian Rina melepaskan ciumannya dan merasakan ada yang aneh dengan Romy. Romy pucat seolah tak memiliki darah sedikit pun. Tak lama kemudian, Romy jatuh ke tanah dan Rina tak mampu menahan tubuhnya yang cukup berat. Romy terbarih di tanah, dan Rina berusaha meminta toloh pak Batot tukang kebun Rina. Pak Batot mengangkat Romy kedalam rumah dan Rina mengompresnya dengan air hangat.
                Tampak pucat, wajah yang begitu tampan menjadi seperti mayat yang di bekukan. Entah karena apa, pria yang tampan itu seperti terbangun dan menggeracau tak jelas. Kata yang di ucapkannya dengan terpatah-patah adalah “maaf’in aku Rina.” Kata itu terus mengulang sehingga menjadi hening ketika ia kembali tidur. Rina senantiasa menemani, Romy waktu itu. Di tengah hujan deras, airmata Rina kian mengalir. Di hari yang sama, Erick. Teman sekelas Romy mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit. Dia mengalami patah tulang rusuk dan luka di wajah, kaki, dan lengan. Sedangkan Romy terbaring lemas di rumah Rina.
Keesokkan harinya, pagi pukul sepuluh. Romy di bawa kerumah sakit. Panas tubuhnya kian lama semakin memanas, dan lebih parah dia tidak sadarkan diri. Dia terus mengigau dengan kata yang sama. ‘’Rina maaf’in aku.” Kata ini terus iya ucapkan, dan Rina hanya menjawab dengan lembut dan penuh kesedihan “iya Romy, aku udah maaf’in kamu.” Romy di bawa ke RS dan dirawat. Saat ini dia dirawat dan orangutanya slalu ada di sana. Terlebih lagi, Rina yang selalu menjaganya dengan rasa bersalah karena telah membuatnya begini. Namun harus bagaimana lagi, Romy telah terlanjur sakit.
Berhari-hari Rina di rumah sakit, sekali-kali pulang kerumah untuk mengambil pakaian dan keperluan pribadi. Itupun ketika orangtua Romy ada di sana, karena orang tua Romy adalah orang yang sangat sibuk dengan urusan pekerjaan. Hanya ibunda Romy yang sering menjenguk dan menemani bersama dengan Rina. Sisi baiknya, ketika ibunda Romy menemaninya bersama Rina. Mereka jadi lebih dekat dan lebih kenal dari pada yang hanya sekali-kali bertemu. Sudah empat hari Romy dirawat dan, hari itu Romy sadar. Romy memanggil Rina, dan Rina sangat bahagia saat itu. Rina memeluknya yang sedang terbaring dalam kehampaan. Dia mengecupnya dan sangat bahagia dari sebelumnya.
“Rina...” Romy memanggil dengan sangat pelan.
“Romy, iya aku disini. Kamu udah sadar?” Rina senang dan terkejut mendengar itu.
“maaf’in aku ya..” Romy masih meminta maaf walau ia sedang menderita kesakitan.
“iya gak papa. Aku udah maaf’in kamu kok.” Jawab Rina tersenyum
“aku sayang kamu, Rina.” Kata Romy sambil tersenyum dan menatap sayu.
“aku juga sayang kamu, Romy.”
“kita jalan yuk malam ini.” Romy mengajak dengan ngawur.
“kamu gila ya? Kamu tuh lagi sakit. Gak mungkin dong.” Jawab Rina sambil mengelus kepala Romy.
“iya deh, tapi kalau aku sembuh aku mau makan iga penyet ya.” Jawabnya tersenyum dalam kelemahan.
“iya, makanya cepat sembuh ya sayang.” Kemudian Rina mengecup kening Romy lalu mengeluarkan handphone dan menelpon mamanya Romy. Untuk mengabarkan bahwa Romy sudah sadarkan diri. Tidak lama kemudian, kedua orang tuanya datang dan sangat bahagia.
Setelah enam hari di rawat dirumah sakit, akhirnya Romy bisa pulang dengan senyuman lagi. Dia sangat senang bisa kembali tidur di kamarnya yang luas. Dia bisa makan iga penyet lagi. Semuanya bahagia ketika Romy dinyatakan sembuh total oleh dokter. Kasih yang menyembuhkan, mungkin juga karena Rina yang selalu menemaninya. Ketika sesudah pulang kerumah, ia menjadi sedikit berubah dari biasanya. Dia menjadi lebih suka menggambar, photography, dan seni. Entah apa yang membuatnya berubah, tetapi dia juka senang menulis syair setelah iya mengalami sakit waktu itu. Mungkin karena memang ada yang merasuki dirinya dan mengubahnya.
Setelah berhari-hari menjalankan kehidupan biasanya, Romy menjadi agak pendiam dan jauh tertutup dari yang dulu. Romy yang slalu terbuka akan hal rahasianya, sekarang menjadi penyimpan dan misterius. Rina pun menyadari perubahan itu, dan tidak memperdulikannya. Namun semakin lama, semakin terasa dan Rina pun mengungkapkannya. Tetapi tanggapan Romy hanya sekedar menerima saja tanpa balasan berarti. Rina menjadi sedih dan tidak enak akan hal itu, dan memberitahukan kepada orang tuanya tentang perubahan pada diri Romy.
Terus berlalu dan berjalan, semakin jauh, semakin dalam dan semakin banyak hal yang tak terduga datang menghampiri. Yang membuat semua orang berubah mungkin kondisi dan waktu. Kita terikat oleh waktu dan kita terkadang dikuasai oleh waktu. Namun ada baiknya ketika waktu itu berhenti sesaat untuk menghambat terjadinya hal yang belum kita inginkan. Terpisah odari orang yang kita cintai, mungkin menjadi neraka untuk setiap orang. Tapi bagaimana jika terpisah tanpa ada perpisahan. Itulah hidup dan jalanilah sesuai kenyataan, kebahagiaan akan datang jika itu berkenan.
Terpisah Tanpa perpisahan
Tetesan air mata kian mengalir membasahi pipinya. Mengalir dari mata dan jatuh dari dagunya yang manis itu. Ketika kehilangan seseorang tanpa mengetahui alasan yang jelas, mungkin lebih sakit daripada di cambuk dengan rantai besi sekalipun. Semua kenangan indah, masa bahagia, cinta, dan semua yang pernah dilakukan bersama melekat di hati. Bukan dipikiran tetapi dihati. Ditinggalkan oleh orang yang kita sayang membuat kita merasa sendiri, pilu, sedih, sunyi, sepi dan merasa kehilangan separuh jiwamu. Rasa itu yang diderita oleh Rina, kekasihnya Romy.
Hari itu tanggal 22 September, Rina pergi untuk kuliah. Pagi itu, entah kenapa kekasihnya tidak ada menjemputnya dan mengantarnya. Biasanya setiap pagi, mobil camry hitamnya sudah ada di depan rumah Rina. Setiap pagi, mobil hitam yang selalu mengkilap itu selalu ada. Tetapi hari ini berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Rina mencoba menelpon Romy, tetapi tidak diangkat. Akhirnya Rina pergi sendiri dengan mobil Jazz miliknya. Sudah lama sekali mobil kecil berwarna putih itu tidak pernah ia pakai. Akhirnya Rina pergi ke kampus sendiri hari itu. Sesampai di kampus, seperti yang dilakukan mahasiswa pada umumnya. Karena hari ini adalah hari yang sangat penting bagi Rina, karena hari itu adalah hari yang ditunggu setiap mahasiswa. Wisuda itu berlangsung baik tanpa halangan. Tetapi sedikit canggung, karena kekasihnya tidak ada di situ.  Sedangkan setahun yang lalu, mereka merayakan Wisuda Romy dengan sangat berkesan mewah. Sekarang, untuk pergi wisuda saja sendiri.
Sepulang dari itu semua, Rina pulang dan mencoba menghubungi Romy. Tetapi tak di jawab, akhirnya Rina mencoba menghubunginya lagi nanti. Setelah tiga hari Romy tidak ada memberi kabar tentang dirinya. Akhirnya Rina memutuskan untuk mendatanginya dirumah nya. Ketika ia sampai disana, terlihat hanya ada tukang kebun dan satpam yang berjaga. Mobil camry Romy ada di sana, dan dia masuk. Ketika masuk kerumah, ibunda Romy keluar dan mereka berbicara sedikit.
“hay tante, apa kabar?” Rina berbasa basi.
“hay Rina, baik. Kamu gimana?”
“aku juga baik tante.” Jawab Rina.
“eh, tante dengar kamu baru wisuda ya kemaren. Kalau gitu selamat ya.”
“iya tante, makasih. “
“ada keperluan apa Rina ?” jawab ibunda Romy bertanya dengan halus.
“aku nyari Romy tante, kok dia gak ada ngabarin.”
“Rina, Romy saat ini sedang ingin menyendiri katanya.”
“memangnya kenapa tante?”
“maaf ya Rina, Romy berpesan kepada tante kalau dia nggak bisa bertemu kamu dulu.” Jawab ibunda Romy.
“tapi tante, aku gak bisa telpon dia. Di sms pun juga gak di balas.”
“tapi dia juga ada berpesan sama tante untuk kamu. Katanya kalau kamu nyari dia, tenang aja dia baik kok. Dia mungkin belum bisa bertemu dulu, belum bisa berkomunikasi dulu sama kamu. Maaf in tante ya, tante gak bisa bilang dulu dia dimana sekarang, tante takut dia marah.” Mimik wajah ibunda Romy berubah menjadi sedih.
“hmm, kenapa ya? Ya udah, kalau gitu Rina pulang dulu ya tante.” Terlihat sedih dan bertanya-tanya.
Ketika setelah itu Rina tak pernah bertemu lagi dengan Romy. Setelah hari wisuda itu, mereka tak lagi berkomunikasi. Seperti seorang yang sendiri, Rina pergi sendiri kemana pun. Kurang lebih sudah tiga bulan mereka tidak bertemu. Rina pun merasa sepi tanpa Romy. Dia sering duduk melamun dan mengingat kenangan tentang mereka. Telah banyak kenangan indah dan romantis bersama. Rina mengingat ketika mereka pertama kenal, ketika first date dan bocor ban ketika dinner bersama. Rina tersenyum sendiri mengingat itu. Terkadang ia juga menjatuhkan air mata ketika mengingat hal sedih dan hal yang memilukan. Kenangan indah itu terus melekat pada ingatannya. Padahal mereka telah berencana menikah tiga bulan lagi. Tetapi kekasihnya pergi meninggalkan dirinya. Kini ia sendiri tanpa kekasih, tapi memiliki kekasih. Mungkin tak terhitung lagi berapa banyak kenangan tentang mereka. Sudah hampir sepuluh tahun berpacaran dengan banyak masalah dan  kebahagiaan.  Mereka cinta sesungguhnya dan wujud cinta sejati. Mereka selalu bersama, tanpa ada rasa bosan, lelah dan rasa benci. Tak banyak orang yang bisa bertahan dengan waktu selama itu. Tetapi mereka membuktikannya.
Kebencian telah tertutupi oleh cinta yang begitu besar. Cinta itu mengalir bagai darah, kadang terluka, kadang bersalah, dan ada saatnya bahagia. Itulah cinta, jalani, lalui, mengerti. Semua masalah akan kau lalui, karena tak ada cinta yang tak berpenghalang. Seperti sungai yang mengalir, kadang berliku, kadang, terhambat, kadang juga akan surut dan mengering. Tapi usahakan untuk mengendalikan cinta itu setidaknya untuk mengurangi liku dan hambatan itu. Sepuluh tahun mungkin sudah sangat lama, dan mereka hampir mengetahui rahasia masing-masing dari mereka. Tetapi seperti waktu sepuluh tahun itu hilang bersama orang yang memberikan cinta tulus itu. Mereka saling mencintai dan memiliki. Mereka bak sepasang sendal jepit swallow yang selalu bersama. Dan sendal jepit swallow adalah wujud sendal yang banyak di jual tetapi sedikit yang menggunakannya, dan sendal ini lebih kuat dan tahan lama di banding sendala bermerek dan mahal. Karena cinta itu sederhana dan terus mengalir dan penuh warna. Itulah cinta, seperti sepasang sendal jepit swallow.
Setelah sekian lama, sendiri dan sepi. Ketika Rina sedang duduk di sebuah kursi ayunan di sebuah sekolah TK yang tak jauh dari rumahnya. Ada seorang pemuda sedang jogging kecil dan singgah di tempat Rina duduk. Dia pria yang cukup tinggi dan atletis. Dia memiliki tinggi kurang lebih 178cm. Dia terlihat gagah dan berkulit putih dengan rambut gaya asimetris sedikit cokelat. Berjalan dan mendekati Rina. Rina tersenyum dan melanjutkan membaca novel yang ia baca. Kemudian pria itu menegur.
“hay, baca novel ya?” tanya pria itu.
“hay, iya baca novel.” Rina menjawab sambil tersenyum.
“nama kamu siapa?” tanya pria itu mengajak kenalan.
“aku Rina, nama kamu siapa.?”
“aku Petra. Nama kamu bagus.” Petra memperkenalkan diri.
“oh, makasih. Nama kamu juga bagus.” Rina menjawab sambil tersenyum.
“kamu sering ya disini?”
“iya, aku sering duduk disini.” Jawab Rina.
“memangnya rumah kamu dimana?”
“gak jauh kok, palingan limarasus meter dari sini.” Jawab Rina.
“oh, pantesan aku sering liat.”
“aku juga sering liat, rumah kamu dimana?”
“aku juga gak jauh, masuk gang perjuangan. Dari sini maju sedikit, ada gang perjuangan rumah ketiga.”
“oh, bagus deh.” Rina menjawab sambil tersenyum.
“aku baru pindah kesini, aku kerja disini. Jadi beli rumah disini deh.”
“oh, bagus dong. Tetanggaan.” Jawab Rina sambil tersenyum.
“aku pulang dulu yah Rina. Udah petang nih.”
“iya, sama. Aku juga mau pulang.” Jawab rina.
“bye.”
“bye.”
                Sesudah perkenalan itu, Petra sering sekali datang dan berbicara sedikit sesudah berolahraga. Sampai mereka tukaran nomor telepon dan semakin dekat. Mereka semakin lama semakin dekat dan karena mereka sering bertemu di Sekolahan tersebut. Mereka jadi sering bertemu, hampir setiap sore. Kemudian, ketika kurang lebih sebulan mereka kenal. Akhirnya mereka cukup akrab karena sering bertemu dan mengobrol. Petra mencoba terus mendekati Rina dan mereka sering berkomunikasi via sms dan chating.

Pada suatu malam minggu waktu itu, Petra menjanjikan untuk pergi dinner malam itu. Petra pergi menjemputnya dengan mobil accord hitamnya. Mereka pergi ke restoran Jepang yang cukup jauh dari komplek perumahan mereka. Sesampai di sana, mereka seperti manusia normal. Mereka berbicara tentang kepribadian dan tentang cinta dan pacar. Ketika berbicara pacar, terjadi percakapan yang cukup menarik tentang mereka. Rina bercerita tentang kekasihnya yang tiba-tiba menghilang entah kemana. Percakapan mereka setelah banyak bicara topik lain.
“jadi, kamu udah punya pacar?” Petra bertanya.
“hmm, iya sih. Tapi aku gak tau dimana dia.”
“hah, kok sama pacar sendiri aja gak tau.” Petra memancing pembicaraan.
“iya, dia tiba-tiba menghilang dan gak pernah ngabarin aku.”
“loh, kenapa bisa?”
“sejak aku wisuda, itu hari wisuda dan hari dia menghilang. Bertepatan dengan hari wisuda aku. Dia gak pernah ngabarin aku, nelpon aku, sms aku dan ketemu sama aku.”
“trus, sampe sekarang dia gak ada ngabrin kamu?”
“gak ada, aku udah tanya sama orang tuanya. Tapi mereka gak bisa bilang ke aku. Aku udah memohon tapi tetap aja mereka gak bilang. Mungkin dia udah bosen kali sama aku.”
“memang kalian pacaran udah berapa lama?” Petra bertanya lagi.
“udah hampir sepuluh tahun. Dan sekarang dia pergi gitu aja. Mungkin dia udah gak suka sama aku.”
“hmm, udah lama ya. Kamu pernah berpikir dia balik lagi sama kamu?”
“aku berharap sih gitu, tapi mungkin gak ya dia inget aku.”
“pasti dia inget kamu kok, mana mungkin dia lupain kamu.” Jawab Petra tersenyum.
“tapi aku gak yakin. Mudah-mudahan aja sih. Aku tu sayang banget sama dia.”
“iya, aku juga ngerti kok. Dia pasti sekarang mengharapkan yang terbaik untuk kamu.”
“aku terus berpikir, kapan dia kembali. Aku susah banget lupain dia.” Jawab Rina sambil merenung menatap makanan.
“udah kamu jangan sedih terus, mungkin Tuhan udah takdirkan ini.”
“iya kali ya, tapi aku tu Cuma pengen tau. Kenapa setelah menjalin hubungan yang cukup lama, dia malah pergi.”
“hmm, udah lah gak usah di pikirin lagi. Aku bayar dulu ya.” Petra pergi kekasir dan membayar makanan mereka.

Kemudian merka pulang dan karena sudah larut malam mereka langsung pulang kerumah. Keesokkan paginya, mereka pergi ke dufan karena itu hari minggu. Mereka pergi ke dufan dan bermain seharian di sana. Mungkin tak hanya ini kegiatan mereka. Setelah hari kerja, Petra menjemput dan mengantar Rina kerja yang kebetulan searah dengan kantor Petra. Rina bekerja di perusahaan marketing, dan Petra bekerja di percetakan buku swasta. Mereka pergi dan pulang kerja bersama. Kemana pun Rina pergi, Petra selalu mengantarnya. Termasuk pergi ke salon dan sebagainya. Entah apa yang membuat Petra  ingin melakukan itu semua. Apakah Petra menyukai Rina atau apa motifnya.
Semakin akrab dan semakin sering mereka bertemu, Petra mulai timbul rasa dan suka kepada Rina. Rina pun perlahan mulai melupakan Romy dan mulai menyukai Petra. Terlihat jelas dari cara Petra menatap Rina, dan itu menunjukan tatapan suka. Petra merupakan pria yang baik dan perhatian. Dia juga ramah dengan orang sekitar rumahnya dan rekan kerjanya. Terlebih kepada Rina, dia seperti menganggap Rina adiknya sendiri. Dia selalu mendengarkan curhat Rina dan memberikan motivasi untuknya. Petra mirip seperty Romy, tetapi Petra lebih rela berkorban tetapi Romy lebih romantis. Romy memiliki segala apapun yang di perlukan Rina, sedangkan Petra memberikan apapun yang dimilikinya untuk Rina. Petra mungkin bukan anak pengusaha kaya, dan petra mungkin tidak setampan Romy. Tetapi Petra memiliki kemampuan untuk membahagiakan Rina.
Waktu berjalan, cinta terus mengalir. Semakin lama mereka dekat, semakin kuat rasa suka itu. Semua yang telah di korbankan Petra mungkin tidak seberapa dibanding dengan pengorbanan Romy untuk Rina. Kini Romy tak pernah di ketahui lagi keberadaannya. Dan seiring musim yang silih berganti, Rina sudah semakin jauh dari Romy dan tumbuh rasa dengan Petra. Tapi entah kenapa, Petra tidak mengungkapkan rasa hatinya yang sudah lama ia pendam. Petra jatuh cinta kepada Rina, mungkin itu wajar. Petra sudah jatuh cinta sejak mereka pergi berkencan, dan seperti yang telah kita tebak. Memang Petra suka dengan Rina, dan dia single. Dia tidak memiliki pacar, dan dia tidak menyatakan cinta kepada Rina. Apakah halangan yang membuat Petra tidak mengungkapkan itu, karena Rina sudah memiliki pacar. Mungkin juga karena dia tidak nyaman dengan pacarnya Rina ataukah apa. Mungkin memang, Petra merasa tidak nyaman dengan Romy karena dia adalah pacar Rina. Dan seiring berdetiknya jarum berwarna merah pada jam dinding, kejanggalan dan misteri akan terungkap.
Akhir Segalanya
Romy menghilang secara misterius dari hidup Rina, dan hadir seorang pria bernama Petra dalam hidupnya. Sekian lama Romy menghilang, semakin dekat dan semakin kuat rasa cinta Petra. Petra tidak pernah mengungkapkan isi hatinya. Dan Petra hanya bisa menyukai Rina diam-diam. sedangkan Rina hanya bisa tergantung bak orang yang gantung diri tapi tak mati. Itulah yang di alami Rina saat ini. Di hadapkan pada pilihan yang sulit. Antara bertahan dengan Romy yang telah lenyap, atau berpaling ke Petra yang menemaninya dan menjaganya. Mungkin sudah sepuluh tahun mereka berpacaran, dan sudah banyak kenangan indah bersama. Tapi tidak mungkin dia harus bertahan dengan hubungan yang tiada kepastian itu.

Alasan Petra tidak mengungkapkan isi hatinya ialah karena ia merasa tidak nyaman dengan Romy. Petra akhirnya bercerita kepada Rina, kenapa ia bisa ada di situ dan selalu menjaga nya. Petra merupakan sahabat dekat Romy.  Aristo Renaldi petra adalah nama lengkapnya, ia sekolah di sd yang sama dengan Romy dan pindah ke Australia dan sekolah disana. Setelah lulus sma dia melanjutkan untuk kuliah ke Jerman. Setelah menyelesaikan kuliahnya, dia memutuskan untuk pulang dan kerja di Indonesia. Petra bercerita banyak hal dengan Rina, ini merupakan cerita dari Petra untuknya. Setelah dikabarkan Petra akan kembali ke Indonesia, sahabt baiknya Romy. Menghubunginya dan menyuruhnya datang untuk menemuinya. Romy sekarang ada di Singapura dan di rawat di sana. Romy mengalami penyakit kanker paru-paru yang mematikan dan tak bisa kembali untuk kerumah. Dia meminta Petra untuk menjaga dan melindungi Rina selama dia tak ada untuknya. Dan Petra bersedia untuk itu dan sekarang Romy masih terbaring lemah dan di kabarkan dirinya tak akan bisa selamat dari ini. Petra bercerita sambil meneteskan airmata. Ketika sudah waktunya, Romy akan menghubungi Petra dan supaya memberitahukan ini ke Rina.
Setelah mendengar penjelasan dari Petra, ia menangis dengan sedih dan memeluk Petra. Petra hanya bisa diam dan hari itu juga, mereka terbang ke Singapura. Mereka pergi ke Singapura dan langsung pergi menjenguk Romy. Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka pergi ke rumah sakit tempat Romy di rawat dan ketika masuk ke kamar ICU Rina langsung shok dan sempat tak sadarkan diri. Setelah sekitar lima belas menit, Rina tersadar dan langsung memeluk Romy. Romy hanya bisa tersenyum dan menjatuhkan airmata. Mulutnya terpasang selang oksigen, infus di tangan kirinya dan banyak peralatan medis melekat pada tubuhnya. Romy yang tampan menjadi seperti sesosok raga tanpa jiwa. Pipinya celung tak berisi, wajahnya pucat, rambutnya tipis dan hampir semuanya rontok, tubuhnya yang berisi tinggal seperti kulit dan tulang. Romy menatap sayu, dengan mata indah itu. Memegang wajah cantik Rina dan membelainya, dengan gemetaran ia mengangkat tangannya. Rina menggenggam tangan itu, dan Romy seperti ingin mengatakan sesuatu.
“Rina, aku sayang kamu.” Tengan tersenyum dan terbata-bata dia mengatakan itu.
“aku juga sayang kamu, Romy.” Rina menangis dengan sedih.
“kamu jangan nakal yah.” Romy mengatakannya dengan linangan air mata.
“aku gak bakalan nakal kok, aku janji.”
“aku pengen kamu bahagia.”
“aku pengen bahagia sama kamu Romy.” Dengan tangan yang masih menempel di wajahnya dan masih dingenggam olehnya.
“tapi, aku harus pulang.” Orang tua Romy, Petra, Dan kedua adiknya meneteskan air mata. Terlebih Rina yang sedari tadi menangis. Kemudian Romy meminta untuk menceritakan semua kenangan indah mereka. Kemudian Rina pun menceritakannya dan dengan sedih semua mendengarkan itu.
“kamu inget gak waktu first date kita? Kamu inget gak waktu kita pertama kenal, saat itu hujan lebat dan kamu nganterin aku pulang. Aku juga masih inget kita naik kereta api, dan ketemu orang mabuk. Aku juga masih inget kamu gendong aku sampe ke kelas karena banjir. Aku juga inget kamu gangguin aku di sekolah, kamu tempel semua tentang aku di mading. Kamu juga masih ingetkan, waktu valentine kamu nembak aku dengan ngasi cokelat Belgia. Lalu kamu makan pisang kacang aku sampe habis. Aku juga inget kata-kata dari Renaldi, yang sampai saat ini ada disini. Dan aku inget, tiap kali hujan kamu selalu jemput aku kekelas aku waktu kuliah. Kamu juga ingetkan waktu kamu jemput aku, kamu buang payung yang kemu pegang dan kamu cium aku ditengah hujan gerimis. Semunya aku ingat, aku masih ingin melanjutkan cerita ini dan mengukirnya pada sebuah panel batu dan membiarkan semua orang melihat ini. Gak terasa, udah sepuluh tahun kita sama-sama. Dan kita harusnya tiga minggu lagi nikah. Waktu memang gak bisa di tebak dan apa yang akan terjadi. Aku juga ingin banget kamu peluk aku lagi, cium aku lagi, dan aku ingin banget kamu kayak dulu. Tiap sore liatin kamu main basket, aku pengen kamu duduk di kursi paling belakang dan liatin aku main tenis. Aku juga pengen kamu ada dan slalu ada disisi aku. Maaf aku udah pernah salah sama kamu, aku sayang kamu Romy Rasel Gratio. Dan jangan tinggalin aku sendiri.”
Sambil menangis dia menceritakan semua tentang mereka. Dan Romy menjawab
“Aku tidak akan pergi, aku hanya pulang. Lihat lah orang yang berdiri disana, memakai baju putih itu sudah menungguku. Aku harus pulang sayang, Dia sudah menunggu. Kamu jangan nakal ya, aku sayang kamu dan Petra akan jagain kamu. Dia udah janji sama aku.”
Romy mengambil sebuah buku catatan dan memberikannya kepada Rina. Rina mengambilnya dan semuanya sudah berkumpul disekeliling Romy. Kemudian Romy berkata kepada orang tuanya
“ma, pa, aku pulang dulu yah. Aku harus cepat. Kamu juga jangan nakal ya dek. Petra kamu harus jagakan Rina untukku.”
                Setelah itu Rina mencium Romy dan orangtuanya juga. Setelah itu Romy pulang untuk menempuh kehidupan kekal. Romy meninggal di hadapan mereka semua, dan terdengar suara alat pengukur detak jantung berbunyi ‘tiiiiit’ dan Romy akhirnya meninggal. Semua yang ada disana menangis dan mereka semua memeluk Romy dengan sedih. Akhirnya Romy dimakamkan di kampung halamanya. Hujan gerimis turut menemani pemakaman Romy dan terlihat ramai sekali yang hadir ke pemakaman. Semua teman dan rekan kerjanya menjatuhkan air mata.
Ketika cinta harus berakhir dengan perpisahan yang menyedihkan. Mungkin alam memisahkan tetapi hati tak terbagi. Dia mencintaimu, tetapi Tuhan mencintainya. Jangan kau berhenti ketika mereka yang mencintaimu pulang lebih dulu darimu. Buku catatan yang di berikannya berisi lukisan, serta syair.
Semuanya terasa sepi ketika orang yang kita cintai pergi mendahului, akhirnya sampai sebelah dari sendal jepit itu putus dan tinggal satu tersisa. Maka sendal tersebut tidak akan dipakai. Tetapi sendal tersebut masih bisa di ganti dengan sendal yang mirip juga.
~tamat~


Kisah menulis
Mungkin aku menyelesai kan ini pukul 03:52. Aku hanya bisa tersenyum melihat cerpen sederhana ini selesai dan senang bisa membuat cerita ini. Ide cerita yang brilian. Bagian tersulit dalam menulis cerita ini hanya, harus keluar dan membuat teh hehe. Sebenarnya aku mau buat cerita ini menjadi akhir tragis, tapi karena tuntutan ekonomi jadi gak jadi hehe. Terima kasih Tuhan atas cerita yang sederhana ini. Hanya 16 halaman gak papa deh, dari pada Cuma 3 halaman.
Selesai langsung tidur, tapi gosok gigi dulu biar besok pagi habis pasta gigi jadi ke sekolah gak gosok gigi. Aku rasa cerita ini seram, karena cerita ini memiliki kekuatan supra natural sporty terbaru dari H*nda.  Cerita ngawur ini di buat penuh perjuangan karena harus mengahbiskan lima sampai enam cangkir besar teh setiap malam. Dan gue harus nahan kencing demi nulis ini. Kadang hidup itu harus santai, terutama dalam hal membaca. Karena kalau tidak santai bisa mati. Pertama lu membaca dengan serius, lu jadi sakit mata lama-lama rusak dan harus pake kacamata. Trus abis pake kacamata lu masih membaca, lu jadi stres dan bunuh orang. Karena lu bunuh orang lu di penjara, karena lu gak tahan di penjara lu kabur dari penjara trus ikut makai narkoba karena stre dikejar polisi. Karena overdosis lu mati dan mati, ya mati apalagi. Lu mati hanya karena lu terlalu serius, ya udah mati aja gak papa bukan urusan gue kok. Hehe sekian gak bisa basinya dari saya mohon maaf jika ada menyinggung persaan kalian semua. Saya Fransiskus Holly, sekian sampai jumpa. J ^_^ :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar