Kamis, 24 April 2014

saying good bye

     hujan lebat dan langit yang gelap kembali menyelimuti kota tempat aku tinggal. pagi itu terasa sejuk yang merasuk ketulang karena dinginnya suhu diruangan itu, membuat hati ini terasa beku untuk memulai hari yang baru. ketika pagi yang gelap penuh dengan kesedihan, seakan tahu apa yang aku rasakan saat itu. suara petir menyambar merasuk kehati bagaikan cambukan dahsyat yang menerpa hati. sunyi, diam dan hanyut dalam kesendirian dan merasakan apa yang memang harus terjadi. tanpa kusadari air mataku terjatuh dan entah kenapa aku menjadi sedih ketika ku mengingat masa dimana aku berdiri melihat seseorang yang sedang duduk di sebuah bangku taman, sambil membaca novel yang membuatku begitu suka padanya. hal itu adalah kenangan dimana aku pertama kali kenal dia. aku jatuh cinta pada saat pertama melihatnya, dan aku mencoba mendekatinya. namanya Angel, nama yang bagus sesuai dengan kenyataan. dia bagaikan bidadari tak bersayap yang duduk di bangku sendirian tanpa seorang teman.
     aku ingat ketika itu, aku sedang duduk bermain gitar sambil menyanyikan sebuah lagu dari Taylor Swift yang berjudul cold as you. aku duduk di tepi lapangan basket yang tak jauh dari bangku tempat Angel biasa duduk. aku mulai memainkan irama klasik gitarku, ketika dia duduk dan mulai membuka novelnya. aku terus memainkan sambil bernyanyi, dan tanpa kusadari ketika aku sedang asik memainkan gitarku, dia pergi dan tak ada lagi disana. aku bingung kemana ia pergi, seketika aku kembali memainkan gitarku aku sangat terkejut melihat dia berdiri disampingku. aku menyapanya dengan kata, "Hay."
 dia pun menjawab. "suara kamu bagus juga, aku suka lagu itu."
 aku bilang lagi, "makasih."
      kemudian aku mengajaknya duduk di sampingku, dan aku mulai kenalan dengan dia. ternyata dia adalah mahasiswa jurusan accounting semester tiga. sedangkan aku jurusan business semester pertama. disitu aku mulai melihat dia dari dekat, aku melihat mata indah itu. bibir tipis manis yang lembut, alis mata yang tebal dan bulumata yang lentik. mungkin dia wanita yang cocok untukku. dia memiliki tinggi kira-kira 163cm, berat kurang lebih 48kg. tapi menurutku dia orang yang mudah bergaul, dan senang dengan musik.
     ketika dia memintaku untuk memainkan lagu itu, aku mulai melentingkan irama senar gitar yang begitu indah merasuk kehati. ku bernyanyi dengan penuh perasaan karena aku tak mau wanita secantik dia kecewa. dia menikmati irama gitar sambil sedikit bergoyang, dia menatapku sesekali dan tersenyum. setelah lagu itu selesai kami melanjutkan perbincangan kami.
aku bertanya, "aku Alfred, nama kamu siapa?"
"aku Angel." sahutnya lembut.
"kamu jurusan apa?" tanyaku.
"aku jurusan Accounting, semester tiga."
"oh, aku jurusan Business," aku menjawab.
"kamu baru ya disini, soalnya wajah kamu asing." terkanya sambil tersenyum.
"iya, baru semester satu. tapi wajah aku mudah di inget, sulit di lupakan." jawabku sambil bercanda.
     Angel tertawa kecil, dan berkata, "kamu lucu juga ya?"
"bakat turunan kali." candaku menjawab.
"kamu bisa aja, oh iya kamu suka Taylor Swift juga ya?" tanyanya.
"iya, aku suka banget sama lagu-lagunya." sahutku.
"kalo gitu sama dong, aku juga suka."
"kebetulan, boleh minta pin kamu gak?" tanyaku.
"pin apaan?" tanya Angel.
"pin BBM, pin hatimu juga gak papa." sahutku gombal.
"kamu gombal juga ya, beneran mau pin aku? tanyanya sambil tersenyum manis.
"iya bener, bolehkan?" tanyaku.
"bolehlah, kenapa enggak." jawab Angel sambil bercanda.
"makasih ya, kelas kamu belum mulai?" aku bertanya.
"belum 15 menit lagi."
"oh gitu, kekantin yuk." ajakku.
"aku gak laper, kalo kamu mau kekantin pergi aja gak papa kok."
"ya udah gak jadi deh." jawabku.
"emangnya kenapa? kok gak jadi?" tanya Angel.
"kamu gak mau kekantin bareng aku sih, ya gak jadi deh."
"ya udah kalo gitu aku temenin deh." jawabnya setuju.
"oke, yuk."
     setelah itu kami berteman cukup akrab, kami sering makan bersama di kantin, pulang bersama, kadang juga jalan sama-sama. dibilang pacara, kami tidak pacaran. tapi seperti sepasang sepatu, kemanapun berpasangan. pernah sekali, aku sedang duduk di taman kampus sambil bermain gitar. dia datang dan membawa dua gelas minuman, dia memberikan satu untukku dan satu untuknya. setelah hari pertama kami kenal, aku sempat sekali lagi bertemu dia di lapangan basket. aku menghampirinya dan berbincang-bincang kecil.
"hay cantik, sendirian aja ni. mau aku temenin gak?" tanyaku sambil merayu.
"hay, emm boleh."
"kamu uda lama disini?" tanyaku
"udah dari setengah jam yang lalu."
"kok aku gak liat sih." tanyaku heran.
"ya jelaslah, kamu kan lagi main basket."
"oke deh, kamu udah makan?"
"belum, masih lanjutin novel ini."
"jangan sering baca novel, nanti mata cantik kamu rusak lagi." candaku.
"gak kok, buktinya mata aku gak rusak." jawabnya sambil bercanda.
"makan bareng yuk, kamu pasti nungguin aku kan?" aku bertanya sambil bercanda.
"ye, GR. aku nunggu laper nih." jawab Angel.
"ya udah yuk ke kantin. aku uda laper nih."
"iya deh, yuk."
     ketika dikantin kami berbicara sambil menikmati makanan kami, aku mulai memperdalam pertemanan kami. kami bicara banyak saat dikantin. dia orang yang sedikit romantis, dan sepertinya setia. setelah dua hari kami kenal, kami mulai berbincang di chat dan sms. kami mulai dekat. disatu sisi, aku tidak percaya kenapa aku bisa dekat seorang yang begitu cantik dan mendapat banyak sorot perhatian, aku bahagia karena bisa mengenal orang yang cantik dan lembut, humoris dan murah senyum, serta baik dan mudah bergaul. hari terus berganti, sampai tiba saatnya dimana aku harus mengungkapkan sesuatu yang selama ini aku pendam didalam hatiku. terkadang otang bisa berfikir, hati bisa mengerti, tetapi mulut tak mampu untuk mengatakan. pagi itu tanggal 14 Desember aku harus mengatakan apa yang seharusnya aku katakan. kami berteman baik kurang lebih selama satu bulan sebelas hari. aku menjumpainya sedang duduk di sebuah kursi taman tempat dimana kami pertama kali bertemu. sambil membawa gitar dan seikat bunga ditanganku, aku menghampirinya perlahan. aku duduk dan melihatnya membaca kemudian aku menegurnya.
"hay Angel, masi baca novel yang kemaren ya?" aku basa-basi.
"iya, dikit lagi selesai." sahutnya sambil tersenyum.
"oh iya, kamu mau denger puisi yang aku buat gak?"
"puisi apa? boleh." sahutnya mau.
"dengerin ya." sambil memetik gitarku dan mulai mengiramakan puisi yang aku buat.

aku takkan berhenti untuk menyukaimu
aku inginkan dirimu disisiku
aku mencintaimu bukan untuk sesaat
tapi untuk selamanya
aku akan mencoba menemanimu
aku mencoba membahagiakanmu
aku mencoba menerangimu
aku ingin menjagamu selamanya
aku terus mencintaimu
sampai raga ini tak sanggup untuk menjagamu
sampai rambut ini tak lagi hitam
sampai mulut ini tak mampu lagi untuk mengatakan
'aku cinta kamu'
ijinkan aku mengatakn hal ini
ijinkan aku berbicara tentang cinta
bolehkan aku memberikan semua
hanya untukmu yang ku suka

"aku suka kamu, would you be my girlfriend?"
sambil memetik gitarku dan menunggunya untuk menjawab, aku melihat tetesan airmata mengalir perlahan membasahi pipinya. dan aku terkejut ketika dia menganggukkan kepala dan berkata
"yes, i want. but, promise to me. you will never break my heart and always by my side."
aku tersenyum dan memeluknya sambil berkata
"yes, i promise."
     aku mengambil seikat bunga yang aku bawa dan memberikannya kepadanya. dia tersenyum bahagia, dan  aku melihat daun yang gugur seolah menambah keharmonisan waktu itu. aku merasakan kekuatan yang besar bengalir di seluruh tubuhku. aku juga tak mampu untuk pergi dari dirinya yang memang aku cinta. ''aku tidak mencintaimu lebih dari apapun, tapi aku mencintaimu apapun darimu." kata yang aku ucapkan ketika aku menjadi kekasihnya.
     cinta mengalir bagaikan air yang kadang terhambat oleh sampah dan dedaunan. tapi aku percaya dengan apa yang aku cinta. karena cinta sesungguhnya ialah yang berawal dari rasa sakit dan berakhir dengan kebahagiaan. dan cinta bukan untuk sesaat tapi untuk selamanya. jika cinta secerah mentari di pagi hari, maka usahakanlah untuk bangun lebih awal dan menikmati cahayanya. cinta adalah suatu ketulusan hati, dimana seseorang mencoba untuk mengerti dan mempelajari bagaimana dirinya. rasakan apa yang seharusnya kau rasakan, impikan apa yang seharusnya kau impikan, jangan biarkan harapan itu pergi dan berakhir dengan penyesalan. jangan berpikir kau tak dapat, karena setiap orang memiliki cinta dan cinta itu tumbuh dalam hati seseorang siring berjalannya waktu.
     seminggu berlalu dan hubungan kami semakin romantis, ketika aku sedang duduk mempelajari bahan kuliah dia datang untuk membantuku. tak ada lagi sendiri ketika malam minggu, tak ada lagi sunyi setiap malam. ketika aku sedang duduk sendiri, dia menghampiriku. ketika sedang duduk diam dan memetik gitar dia datang dan kami saling menyapa. hari itu matahari bersinar begitu cerah, kami duduk berdua di bawah naungan pohon yang cukup teduh untuk bermesraan.
     aku berkata kepadanya "kamu mau aku nyanyi'in lagu apa?"
"hmm, mungkinkah." jawabnya.
"kenapa lagu itu?"
"aku cuma ingin denger kamu nyanyi lagu itu, sambil aku meikirkan apakah kita bisa bertahan selamanya."
"kok kamu ngomong gitu sih?" sahutku heran.
"aku takut kita takkan bisa bertahan lama."
"emangnya kenapa?" aku bertanya.
"gak papa kok, nyanyi aja." sambil menggelengkan kepala dan tersenyum.
"oke aku nyanyi ya." sambil memetik gitar mengikuti irama musik layaknya musik Stinky.
"tetes airmata basahi pipiku,
disaat kita kan berpisah.."
     ketika ku sedang bernyanyi, dia meneteskan air mata seakan hanyut dalam sebuah lagu yang aku nyanyikan. aku terus memainkan dan menyanyikan lagu itu sampai selesai dan aku bertanya kepadanya.
"kamu kenapa nangis?" tanyaku.
"gak kok, aku terharu aja. kamu nyanyi nya bagus banget sih."
"beneran, makasih kalo gitu." jawabku.
     tiba-tiba Angel memegang kepala dan megaduh seperti kesakitan. aku melihatnya dan bertanya.
"sayang, kamu kenapa?''
"gak papa kok, mungkin masuk angin."
"beneran kamu gak papa?" tanyaku lagi.
"iya gak papa, aku kekelas dulu yah sayang."
"tapi kamu gak papa kan?. ya udah hati-hati." jawabku prihatin.
     seminggu kemudian kami tidak bertemu, aku mencoba menelpon tapi tidak di angkat. aku mencoba chat juga tidak di balas. aku mencoba mencari tahu kenapa dia tidak memberi kabar. aku mencoba menanyakan dia ke teman yang dekat dengannya. aku sungguh terkejut ketika aku tahu bahwa Angel masuk rumah sakit. bagai petir menyambar, seakan mencambuk hatiku aku terpaku diam dan tidak menyadari bahwa buku yang aku pegang jatuh berserakan ketanah. aku pun mengambil buku-buku itu dan langsung pergi kerumah untuk bersiap pergi. sebelumnya aku bertanya dulu di rumah sakit mana Angel di rawat. dia dirawat di RS St.Petrus Rasul, kamar VIP 132. aku pun bergegas pergi dengan motor Harley papaku yang tidak di pernah ia pakai. sesampai dirumah sakit aku melihat sesosok wanita putih pucat terbaring lemas di atas ranjang dengan infus ditangan kirinya dan oksigen yang menempel dihidungnya. aku shok dan langsung menghampirinya dengan rasa sedih, aku melihat dia sedang tertidur pulas karena lelah oleh sakit yang menyerangnya. aku sempat berbincang dengan mamanya.
"Angel kenapa tante?" tanyaku sedih.
"kata dokter sih dia gak kenapa-kenapa, cuma kurang cairan sama kurang oksigen aja."
"tapi sakitnya gak parahkan tante?" tanyaku lagi
"gak kok, kalau energinya udah cukup dia udah boleh pulang."
"tante, ini kan udah malem kalau tante mau pulang, pulang aja biar aku yang jagain." sahutku.
"beneran, kalau gitu tante pulang dulu yah."
"iya tante hati-hati." jawabku.
     aku melihat dia terbaring, aku sangat sedih sekali. aku melihat matanya yang indah dan selalu ceria menjadi sayu tak berdaya. aku melihat wajah cantiknya yang begitu manis seakan terhapus oleh pucatnya. aku menggenggam tangannya, aku merasakan penderitaan yang begitu dalam di balik tangannya yang dingin bagaikan es. aku membelai rambutnya dan mencium keningnya sambil berkata 'kamu cepat sembuh ya, aku sayang kamu'. aku meneteskan airmata dan berdoa sambil menggenggam tangannya, 'ya Tuhan ya Allah yang hidup, aku bersyukur karena engkau telah memperbolehkan aku hidup dan menjaganya. jadikanlah apa yang Engkau kehendaki, apapun itu aku siap ya Tuhan. tapi aku berharap, utuslah roh kudusmu dan sembuhkanlah kekasihku dengan rahmat kasihmu. kasihmu yang begitu besar akan menyembuhkannya ya Tuhan. Doa yang jauh dari sempurna ini aku haturkan dalam nama Tuhan kami Yesus kristus. Amin'. setelah aku berdoa, taklama kemudian Angel membuka mata dan tersenyum. aku senang melihatnya tersenyum, aku bahagia ketika senyum manisnya kembali menghiasi wajahnya yang begitu cantik. ketika aku hendak berdiri, terdengar suara orang mengetuk pintu kamar. aku melihat seorang pria berkacamata dengan jas putih dan steteskop datang dan memeriksa Angel. aku mempersilakan dokter itu masuk, dan tidak sengaja membaca nama yang ada di jasnya itu. nama nya adalah dr. Alex nugroho Sp.S aku terkejut karena namanya merupakan dokter yang menangani tentang penyakit Syaraf. hatiku mulai gaduh dan bertanya, apa yang diderita kekasihku ini. ketika dokter telah selesai memeriksa, aku menemuinya di luar dan bertanya penyakit apa yang dideritanya.
"dok, dia sakit apa dok?" tanyaku gelisah.
"hmm, tidak terlalu berat."
"dok, saya mohon dok beri tau saya." pintaku.
"mungkin ini sedikit mengejutkan."
"apa dok, pacar saya sakit apa?" tanyaku semakin gelisah.
"dia mengidap penyakit Kanker Syaraf pusat ringan."
aku terkejut dan aku menahan diri untuk tetap tampak tenang.
"tapi dia bisa sembuhkan?" tanyaku lagi.
"tentu saja bisa, penyakitnya belum parah. dia bisa kemoterapi terus, selama sebulan."
"makasih dok, aku mohon sembuhkan dia dok."
"saya hanya bisa membantu, selebihnya berdoalah kepada Tuhan. Tuhan akan tau apa yang kamu inginkan" jawab dokter itu.
     aku kembali masuk kedalam, aku duduk dan melihatnya. aku meneteskan airmata dan dia berkata dengan lembut dan penuh cinta
"kamu kenapa nangis?"
"aku gak nangis kok." sambil mengusap airmata dipipiku aku menjawab.
"tuh buktinya pipi kamu basah."
"oh, ini keringet aku sayang" aku tersenyum dalam kesedihan.
"tapi disinakan pake AC kok keringetan sih?"
"iya gak tau juga nih." aku tersenyum.
"kamu udah lama disini?"
"gak, barusan tadi jam setengah tujuh aku kesini." jawabku.
"terus, mama aku mana?"
"tadi mama kamu pulang kerumah, besok pagi dia dateng lagi kok." jawabku
"oh iya deh, kamu tetap disini ya temenin aku."
"iya, aku pasti akan temenin kamu. tapi kok kamu gak ada ngabarin aku sih, kalo kamu sakit."
"maaf ya, aku gak sempat ngabarin kamu."
"ya udah gak papa kok, kamu gimana kabarnya? udah agak baikkan?"
"lumayan sih, tapi aku masih sedikit pusing nih." jawabnya sambil memegang kepala.
"ya udah kamu istirahat dulu yah, bentar lagi Edwin mau datang katanya."
"iya, gak papa kok. Edwin mau datang?"
"iya, Edwin sama Clara mau jenguk kamu."
     ketika sedang berbicara terdengar suara ketukan dari luar kamar. yang ternyata petugas yang mengantar makanan, karena sudah jam makan. setelah pengantar makanan pergi datanglah Edwin dan Clara, Echa dan Flora juga datang. mereka bersalaman dan menyapa Angel. Angel tersenyum dan Clara membawa parsel buah dan bunga merah muda yang wanginya semerbak. mereka saling berbicang dan bercanda sehingga Angel tertawa dan terlihatlah wajah bahagianya. setelah kurang lebih setengah jam, mereka berpamitan dan berdoa bersama di sekeliling Angel. kami berdoa dan mereka pulang. kurang lebih lima belas menit datanglah Roy membawa bingkisan makanan yang aku pesan darinya, Roy bilang dia mau menemaniku malam ini. jadi dia membawa makanan dan snack untuk kami. Roy menyalami Angel dan seperti biasa, dia menanyakan kabar dan mengobrol kecil.
     hari semakin larut, akupun makan di meja makan penunggu pasien bersama Roy. sedangkan Angel tertidur pulas, dan kami berbincang sedikit ketika makan.
"eh Fred, lu tau gak dia sakit apaan?" tanya Roy.
"dia kekurangan cairan dan oksigen. kayak dehidrasi gitu." jawabku bohong.
"kasian yah dia, lu udah lama disini?"
"gak, gue aja baru tau hari ini kalau dia sakit."
"kok gitu sih?" tanya Roy.
"iya, soalnya kemarin gue kan ujian semester, trus gue jarang ketemu dia. gue telpon gak diangket, di chat gak di bales. jadi gue tanyain ke Flora, katanya dia sakit."
"kok bisa gitu sih? jadi udah berapa lama dia sakit?" tanya Roy.
"seminggu yang lalu dia sekit kepala, katanya dia cuma masuk angin. trus besoknya gue ujian jadi gak bisa telpon dia, jadi pas udah tiga hari baru deh gue tanya ke Flora dan katanya Angel sakit."
"oh, lu gak papakan? jangan lu sakit juga yah. ntar repot gue." jawab Roy sambil bergurau.
"malem ini ada bola gak ya?" tanyaku mengalihkan topik.
"ada, Chelsea vs Arsenal" jawabnya.
"oh, boleh tuh. jam berapa?"
"jam tiga katanya." Roy jawab.
     ketika selesai makan, kami duduk sambil menonton tv dan memakan cemilan. kami menonton film The lord Of The Rings. waktu terus berlalu dan akhirnya tepat jam tiga kami menonton bola, pertandingan tidak seimbang antara kedua klub tersebut. ketika pertandingan berjalan satu babak, Roy pun tertidur pulas.
     aku pun duduk di samping Angel dan mengusap rambut Angel, aku memperhatikannya sampil terus berdoa. ketika malam itu telah berganti menjadi pagi, terbitlah matahari dari sebelah timur yang tepat menyinari jendela kamar itu. aku membuka tirai dan melihat burung-burung berterbangan, bunga bermekaran, dan melihat tukang kebun yang sedang asik menyiram sambil bersiul. pagi itu pukul enam kurang lima belas menit, aku melihat burung merpati terbang dan hinggap di atas pagar dan menghadap ke arah ku, seperti ingin menyampaikan pesan tapi aku tak mengerti. kemudian aku berlutut dan berdoa malaikat Tuhan dan Tujuh karunia Roh Kudus. ketika ku membuka mata, burung itu masih disitu dan aku memperhatikannya. tak lama kemudian, burung itu terbang dan menghilang di balik dedaunan. aku yakin, burung merpati itu adalah wujud roh kudus yang datang untuk memberikan kabar baik kepadaku.
     sekitar jam tujuh, Roy terbangun dan terlihat mencoba menutupi matanya yang terkena sinar mentari. sinar mentari itu begitu cerahnya pagi itu, seakan memberikan semangat kepada setiap orang yang menderita. cahayanya memberikan inspirasi dan semangat hidup, aku yakin semuanya akan menjadi baik.
     cinta mengalir, dan tersa sejuk ketika cinta yang kita berikan diterima dengan hati yang tulus. hati itu senantiasa mengerti dan mereka yang mengerti cinta adalah orang yang luar biasa, karena cinta sesungguhnya bukan hanya di saat senang, tapi di saat sedih. cintailah dia apa adanya, jagalah dia dengan sepenuh hati mu, rasakan apa yang ia rasakan, bantu ia untuk bangkit, dan jangan pernah meninggalkannya sendiri. cinta butuh di mengerti, cinta bukan untuk dihianati. cinta untuk mereka yang menerimamu apa adanya, bukan menerimamu karena terpaksa.
     hargai dan jagalah kepercayaan, dan selalu berikan apa yang bisa kau berikan padanya. jangan percaya apa yang orang lihat tentangnya, tetapi percayalah dengan apa yang kau lihat dan kau rasakan. terkadang cinta juga seperti layang-layang, ketika angin yang berhembus kencang maka layangan itu akan terbang jauh tetapi angin juga bisa membuat semuanya rusak. layangan memiliki tali, dan tali itu dapat putus seketika jika sudah mulai gersang dan tergesek oleh tali yang lain. cintamu akan tumbuh dan melayang tinggi jika ada rasa sayang yang membuat ia terbang tinggi. tetapi jika sayang itu melebihi batas normal, hal itu dapat membuat seglanya hancur. jagalah, percayalah, sayangilah, cintailah, rasakanlah. kepercayaan kunci untuk bertahan, rasa sayang kunci untuk setia, dan cinta untuk menentukan apa yang harusnya terjadi.
     sebulan sudah aku menghabiskan liburanku dengan menemaninya di rumah sakit, dan akhirnya pada hari ini Angel bisa keluar, Angel terlihat lebih sehat daripada sebelumnya. Angel bisa kembali pulang dan akhirnya bisa masuk kuliah kembali. aku bahagia ketika dia bahagia, dan aku mencoba membahagiakannya ketika dia bersedih. jangan biarkan dia menangis, jangan biarkan dia sendiri. aku akan slalu menjaganya sampai mata ini tak sanggup lagi untuk mempuka, dan jiwa ini pergi untuk selamanya.
     aku ingat ketika pagi itu tanggal 11 oktober 2014, Angel ulang tahun. aku memberikan sebuah kado istimewa kepadanya. aku memberikan sebuah kotak hadiah berwarna putih dengan pita biru di atasnya. di tersenyum dan terharu kemudian memelukku, dan dia berkata "I love you Honey"
"i love you too, baby" jawabku sambil tersenyum.
"entah sampai kapan aku bisa melihat mata indahmu dan bibir manismu" dia sambil tersenyum dan meneteskan air mata.
"sampai Tuhan mengkehendaki" aku tersenyum sambil mengusap air matanya.
     saat itu kami berdua berdiri di atas atap sebuah gedung hotel yang merupakan milik papaku. kami berdiri sambil melihat ramainya jalan raya dan kekuningan cahaya bulan yang menemani kami. lampu di gedung-gedung tinggi lainnya juga menghiasi keindahan malam itu. aku menatapnya kemudian aku perlahan mendekatkan wajahku padanya, dan aku mencium bibirnya yang manis dan lembut itu. aku merasakan cinta yang dalam dan besar, aku memeluknya dengan erat. aku melepaskan kecupanku dan dia tersenyum indah menatapku, aku membalas senyumnya. dia kemudian membuka kado yang kuberikan, dia terkejut dan memelukku dan menciumku lagi. kado itu berisi sebuah novel "Autumn In Paris, karya Ilana Tan. dia begitu bahagia ketika melihat novel itu beserta tanda tangan dan quotes dari Ilana Tan sendiri. aku memberikannya dan raut wajah bahagia yang sudah lama tidak aku lihat kembali aku lihat. memang sederhana, novel itu tidaklah mahal. berikanlah apa yang membuatnya bahagia, dan bukan dari berapa harganya.
     kami kembali pulang, aku mengantarnya pulang dengan motor pespa antik kesayanganku yang aku beli dari seorang teman ayahku yang sedang memerlukan uang pada saat itu. ketika sampai dirumahnya, dia berpamitan dan pergi kedalam karena malam itu sudah larut. malam itu aku begitu bahagia karena bisa menghabiskan malam hanya berdua dengnya. mulai dari makan kerestoran seafood, pergi ketempat bermain, pergi ke toko lukisan dan membeli beberapa lukisan indah. sampai berakhir di atas gedung hotel dan melihat keramaian kota dari atas gedung tingkat dua puluh dua tersebut. akhirnya aku bisa kembali pulang kerumah dengan kebahagiaan.
     seminggu setelah ulang tahun Angel, adalah waktu untuk mengecek penyakit Angel. dan ternyata hasilnya sungguh mengejutkan. Angel pulih total dari penyakit yang dideritanya, Angel berbahagia dan aku sangat senang melihatnya kembali seperti yang dulu. Tuhan sungguh menyelamatkan hidupnya, aku selalu berdoa setiap pagi pukul enam kurang lima belas menit di halaman rumahku atau dimanapun. aku selalu menyempatkan diriku untuk pergi ke gereja di setiap hari minggu bersama dengan Angel. tak ada kata sedih lagi, aku tahu penderitaan akan segera berakhir.
     pagi itu tanggal 12 november, aku dikejutkan oleh kabar yang membuatku hampir pingsan. tiba tiba pukul sembilan lewat dua belas menit, mama Angel menelponku dengan suara tersedu-sedu dan mengabarkan bahwa Angel Meninggal. aku langsung menjatuhkan Iphone ku dan langsung berlutut di tanah sambil menangis dengan sedih. kabarnya pada pagi itu Angel sedang pergi ke minimarket untuk membeli snack, pada saat menyeberang Angel tertabrak oleh mobil bok besar dengan kecepatan yang lumayan tinggi sehingga meremukkan bagian depan mobil Toyota Accord miliknya itu. Angel di bawa kerumah sakit namun, nyawanya tak terselamatkan lagi. menurut penjelasan saksi yang melihat di tempat kejadian itu. kemudian aku melihat sesosok wanita yang begitu cantik terbaring rapi di atas tempat tidur. aku menghampirinya, tersenyum sambil menagis. aku mengusap pipinya dengan lembut, aku membelai rambut panjang halusnya. aku mincium keningnya dan berkata "aku tau, kau di sampingku saat ini. aku juga tau, kau pasti tersenyum melihatku. Tuhan mencintaimu, tapi aku bersukur karena bisa menjagamu untuk sesaat, walau tak selamanya." aku menangis dengan sedih di depannya, aku memeluknya seakan dia masih bisa merasakan apa yang kulakukan. aku hanya bisa berdoa dan memohon supaya kamu bisa hidup kekal di sorga. ke esokkan harinya, aku pergi ke pemakamannya. aku melihat kotak tempat beristirahatmu di turunkan perlahan, aku pun tak mampu lagi untuk membendung rasa sedihku ini. aku terus berdoa, dan menabur bunga di makammu. ketika semua orang telah bubar, aku, dan orang tua serta saudara Angel ada disitu. mereka juga menangis dengan sangat sedih. akhirnya mereka pulang, tetapi aku tetap disitu untuk menemanimu. ketika aku sedang menangis, seekor burung merpati hinggap di atas palang salibmu. aku tahu roh kudus ada bersamaku, dan aku mencoba berkata kepada merpati itu "sampaikanlah pesanku kepadanya, aku akan terus menemanimu dan setiap pagi aku akan selalu ada untukmu. aku akan membawakan bunga untuk mu dan sebuah pir, karena aku tahu kau sangat menyukai itu.
     setiap pagi pukul enam kurang lima belas, aku selalu ada dan berdoa di samping makamnya. setiap kali aku berdoa, burung merpati itu selalu hinggap dan senantiasa menantikanku untuk berdoa. aku tahu wujud burung itu adalah roh kudus. aku menuliskan kata-kata pada sebuah keramik yang bertuliskan
"alam memisahkan kita                                       
 walau raga tak berjumpa                          
 walau jiwa tak pernah rela                    
 tapi cinta untuk selamanya"
    

cerita ini hanya fiktif belaka, mohon maaf jika ada kesamaan tokoh, nama, tempat dan tanggal.

story by: Lim Fransly (FRANSiskus holLY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar